Investasi Emas: Beli Tunai atau Cicil?

CNN Indonesia
Rabu, 15 Des 2021 13:23 WIB
Perencana keuangan menyebut berinvestasi emas kini bisa dengan membeli tunai atau mencicil. Namun, ada hal-hal yang perlu diperhatikan. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia --

Logam mulia seperti emas memang menarik perhatian dan minat masyarakat untuk ber-investasi. Sejak dahulu, pembeli emas harus berdatangan ke toko emas hingga pegadaian untuk membeli emas secara batangan, baik dalam satuan terkecil hingga ratusan gram.

Perlahan, penjual emas mulai menerapkan konsep menabung agar masyarakat bisa mengangsur emas sesuai dengan kemampuan finansialnya. Ada yang terbantu dengan cara tersebut, namun tidak sedikit yang lebih memilih untuk membeli emas secara tunai.

Konsep menabung emas yang lebih identik dengan mencicil emas kini tidak hanya tersedia di toko-toko emas, melainkan juga sudah tersedia di website hingga e-commerce. Namun demikian, mencicil pembelian emas bukan tanpa kekurangan, mengingat harga emas selalu bergejolak setiap waktunya.

Lantas, mana yang lebih baik dalam berinvestasi emas, membeli tunai atau dicicil?

Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi Mike Rini Sutikno mengatakan pembelian emas lebih baik dilakukan secara tunai. Sebab, membeli emas dengan mencicil akan lebih mahal ketimbang dibeli secara tunai.

Walau begitu, ia memahami kondisi keuangan masyarakat yang berbeda-beda, namun ingin berinvestasi di instrumen yang banyak dikenal salah satunya emas.

Walaupun Mike menilai emas yang dibeli secara tunai lebih cocok dibandingkan dicicil, namun ada kelebihan yang bisa dilihat dari mencicil emas. Menurutnya, emas yang dibeli dengan dicicil cocok untuk Anda yang ingin berinvestasi dalam jangka panjang.

"Makanya ada fitur cicilan ini hanya cocok jika pembeli memiliki time horizon untuk jangka panjang," kata Mike kepada CNNIndonesia.com, Selasa (14/12).

Menurutnya, pembeli emas dengan cara dicicil harus mau berkomitmen untuk mengumpulkan aset dalam jangka panjang dan bukan untuk mengambil keuntungan jangka pendek. Keuntungan yang dimaksud ialah mengambil selisih harga jual beli emas.

"Jual beli emas secara simultan, yaitu dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga emas yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu, kemudian dijual cepat. Kalau motivasi jual beli kemudian juga profit taking, maka cicilan itu sangat tidak cocok," katanya.

Ia kembali menekankan bahwa mencicil emas sah-sah saja, sepanjang Anda memiliki kemampuan daya beli yang terbatas dan ingin berkomitmen untuk investasi jangka panjang.

Kemudian, ia mengingatkan bahwa semakin kecil satuan emas yang dibeli, maka akan semakin mahal harganya. Sementara, semakin besar satuan emas yang dibeli, maka akan semakin kompetitif harganya, sehingga ia menyarankan agar masyarakat membeli emas sesuai dengan kemampuan finansial.

Mike menambahkan berinvestasi emas dengan cara dicicil bisa saja lebih rugi dibanding membeli emas secara tunai. Pasalnya, harga jual emas bisa saja lebih rendah dibandingkan harga belinya, mengingat terdapat beragam biaya yang juga harus dibayarkan selama mencicil emas.

Selain itu, ia juga mengatakan logam mulia seperti emas tidak terjamin harganya akan terus naik dalam beberapa waktu ke depan, sehingga Anda harus memperhatikan dengan cermat sebelum berinvestasi emas.

"Tidak ada jaminan bahwa harga emas itu dalam jangka panjang juga bisa lebih tinggi, nanti keuntungannya didapat ketika dijual dibandingkan dengan harga pembelian emas," jelasnya.

Sebelum berinvestasi emas, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Pertama, apabila mencicil emas perlu diperhatikan biaya dan bunga cicilan pembelian yang bisa saja membesar, sehingga akan mengurangi keuntungan Anda.

"Harus dipastikan tingkat suku bunganya fix atau tidak akan berubah-ubah. Kalau berubah bisa saja membuat Anda tidak nyaman, karena bisa jadi suku bunganya naik, bisa saja cicilannya melonjak. Jadi harus dipastikan dulu di awal," katanya.

Kedua, Anda harus memperhatikan jangka waktu mencicil emas. Mike menyarankan untuk tidak mencicil emas dalam jangka waktu yang terlalu panjang agar biaya cicilannya tidak membengkak.

Ketiga, melihat ketentuan biaya keterlambatan yang harus dibayarkan apabila Anda telat mencicil emas. "Bagaimanapun emas yang Anda cicil itu belum menjadi milik Anda, kalau telat bayar bagaimana mekanismenya," imbuhnya.

Mike menyarankan agar masyarakat mencari tahu lebih dalam mengenai mekanisme telat bayar hingga gagal bayar, agar apabila potensi gagal bayar terjadi karena alasan tertentu, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) Anda bisa memanfaatkan investasi tersebut untuk ditarik secara tunai maupun dalam bentuk emas.

Terakhir adalah membandingkan nilai total pembelian emas dengan cara dicicil dan cara tunai. Ini menjadi penting untuk dilakukan di awal agar Anda dapat mengetahui berapa besaran dana yang harus dikeluarkan untuk membeli emas.

"Terlebih dahulu menghitung total pembelian emas secara dicicil jadi berapa jika dibandingkan kita membeli secara tunai. Kemudian, kalau kita simpan berapa lama, sehingga proyeksi dari keuntungan itu sudah jauh lebih tinggi dari pembeliannya ditambah bunga cicilan," tandasnya.



(fry/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK