Harga Minyak Dunia 'Terinfeksi' Omicron

CNN Indonesia
Senin, 20 Des 2021 08:44 WIB
Harga minyak dunia jatuh karena kekhawatiran pembatasan meningkat yang membuat permintaan BBM menurun.
Harga minyak dunia jatuh karena kekhawatiran pembatasan meningkat yang membuat permintaan BBM menurun. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah dunia jatuh pada perdagangan akhir pekan lalu. Harga minyak disebut-sebut terinfeksi varian omicron covid-19 lantaran kekhawatiran pembatasan meningkat yang berdampak pada permintaan bahan bakar.

"Ada kekhawatiran tentang covid-19 yang tidak akan hilang dan persepsi yang bisa membebani permintaan memberi tekanan pada pasar," ungkap Direktur Energy Futures di Mizuho Bank, Bob Yawger, dikutip dari Reuters, Senin (20/12).

Minyak mentah Brent turun US$1,5 atau 2 persen menjadi US$73,52 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga turun US$1,52 atau 2,1 persen menjadi US$70,86 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus penyebaran omicron meningkat di beberapa negara, seperti Afrika Selatan, Denmark, hingga Inggris. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menyebut pemerintahnya baka; mengusulkan untuk membatasi pergerakan masyarakat agar kasus penularan turun.

Amerika Serikat juga menghadapi situasi yang sama, dimana penyebaran omicron terjadi sangat pesat. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan menunda rencana agar pekerjanya kembali ke kantor.

Analis Energi di Vanda Insight Vandana Hari berpesan agar varian ini menjadi perhatian dan peringatan sebelum terjadi gelombang pandemi berikutnya yang mungkin terjadi lebih buruk menjelang musim liburan akhir tahun.

"Minyak mentah mungkin tetap dalam pola bertahan, meskipun dengan banyak volatilitas harga di sekitar rata-rata, dalam perdagangan yang menipis selama liburan dalam beberapa minggu ke depan," kata Vanda.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengaku akan melakukan pertemuan sebelum 4 Januari 2022. Pertemuan itu dimaksudkan untuk memitigasi permintaan minyak yang akan ditambah 400 ribu barel per hari pada Januari.

Analis Senior Pasar di Oanda Craig Erlam mengatakan ke depan konsolidasi minyak akan terus berlanjut di antara US$70. Ini dikarenakan penyebaran omicron dan pembatasan wilayah yang terjadi di sejumlah negara.

Indikator utama output minyak AS naik dalam seminggu terakhir, namun hal ini justru memicu potensi kelebihan pasokan minyak. Jumlah rig minyak dan gas juga naik menjadi 579 hingga Jumat (17/12).

Terlepas dari ancaman omicron, Goldman Sachs mengatakan varian ini akan memiliki dampak terbatas terhadap permintaan minyak. Perusahaan manajemen investasi tersebut memperkirakan konsumsi minyak akan mencatatkan rekor tertinggi hingga dua tahun ke depan.

Sebagai informasi, harga minyak dunia sendiri telah kembali turun dari titik tertingginya secara tahunan pada awal kuartal keempat karena meningkatnya pasokan minyak bumi.

[Gambas:Video CNN]



(fry/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER