Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan konsumsi minyak dunia meningkat menjadi 99,5 juta barel per hari (bph) pada 2022. Angka tersebut menyamai rekor permintaan sebelumnya pada 2019, sebelum pandemi.
Kenaikan konsumsi tak lepas dari mulai pulihnya (rebound) permintaan energi global yang kuat di tahun ini karena pelonggaran pembatasan mobilitas selama pandemi. Bahkan, menurut IEA kehadiran varian omicron tidak akan menahan rebound permintaan.
Selain itu, badan yang memantau tren pasar energi untuk negara-negara terkaya di dunia itu memperkirakan permintaan untuk bahan bakar transportasi jalan dan petrokimia juga terus mencatat pertumbuhan yang sehat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, IEA menurunkan perkiraannya untuk bahan bakar jet karena pembatasan perjalanan internasional yang diberlakukan oleh pemerintah guna menekan penyebaran omicron.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), dalam laporan bulanannya untuk Desember, juga memperkirakan hal yang sama.
OPEC memprediksi permintaan minyak meningkat di seluruh dunia tahun depan, dipimpin oleh negara-negara termasuk China, India dan Amerika Serikat.
"Dampak varian Omicron baru diperkirakan ringan dan berumur pendek, karena dunia menjadi lebih siap untuk mengelola covid-19 dan tantangan terkaitnya," tulis analis OPEC dalam laporan tersebut seperti dikutip dari CNN Business, Senin (27/12).
Dari perkiraan tersebut, OPEC menggarisbawahi ketergantungan dunia pada bahan bakar fosil tetap tak terhindarkan meski ada upaya untuk mengatasi krisis iklim dan investasi besar untuk mobil listrik, energi terbarukan, dan bahan bakar yang lebih bersih.