PERISKOP 2022

Mengukur Cuan Mentereng di Tahun Macan Air

CNN Indonesia
Rabu, 05 Jan 2022 07:25 WIB
Ahli merekomendasikan masyarakat untuk berinvestasi di saham, properti, emas, kripto, dan valas demi meraup cuan sepanjang 2022.
Ahli merekomendasikan masyarakat untuk berinvestasi di saham, properti, emas, kripto, dan valas demi meraup cuan sepanjang 2022. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).

Selanjutnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksi harga kripto semakin kinclong pada 2022. Hal itu tak lepas dari perkembangan teknologi, seperti mobil listrik dan pengembangan baterai mobil listrik.

"Ini yang membuat masyarakat condong melakukan investasi kripto lebih dibandingkan dengan investasi lainnya," ujar Ibrahim.

Selain itu, aset kripto juga berpotensi semakin mengilap karena keberadaan metaverse (dunia digital) yang semakin berkembang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemungkinan besar dengan teknologi yang cukup tinggi masyarakat sudah beralih untuk melakukan transaksi pada metaverse. Berarti harus ada koin, ini yang mengindikasikan kripto akan terus meningkat pada 2022," jelas Ibrahim.

Sejumlah aset kripto yang berpotensi hijau pada 2022, antara lain bitcoin (BTC) dan ethereum (ETH). Ibrahim memproyeksi harga bitcoin tembus US$56 ribu per keping, sedangkan ethereum US$4.300-US$4.500 per keping.

Potensi kenaikan harga aset kripto juga seiring dengan peningkatan investor yang menanamkan dananya di aset digital tersebut. Ibrahim bahkan memproyeksi jumlah investor kripto tembus 10 juta di Indonesia pada kuartal I 2022.

Valas

Selain kripto, Ibrahim juga merekomendasikan masyarakat mengoleksi valuta asing (valas) tahun ini. Menurut dia, ada tiga jenis valas yang cukup menjanjikan.

Pertama, dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang negara Paman Sam itu akan naik seiring dengan wacana tapering oleh The Fed.

Sudah jadi rahasia umum bahwa dolar AS akan selalu menguat ketika The Fed melakukan tapering. Saat itu terjadi, mayoritas mata uang negara lain akan melemah terhadap dolar AS, termasuk rupiah.

"Apalagi rupiah kemungkinan besar di angka Rp14.100 pada akhir 2021, nah bisa dimanfaatkan investor untuk melakukan pembelian," terang Ibrahim.

Kedua, dolar Singapura. Ibrahim menilai kerja sama perdagangan RI dengan Singapura cukup apik, sehingga potensi kenaikan dolar Singapura terbuka lebar.

"Artinya apa? Bahwa dolar Singapura ini tetap menjadi primadona untuk investasi," imbuh Ibrahim.

Ketiga, yuan China. Ia mengatakan yuan China tergolong murah saat ini.

Sementara, yuan China berpotensi menguat karena kerja sama perdagangan Indonesia dan China cukup baik. Hal itu terlihat dari nilai ekspor dan impor antara kedua negara.

Emas

Selanjutnya, harga emas juga berpotensi meningkat tahun ini. Meski begitu, pergerakannya tak akan signifikan seperti dua tahun terakhir.

Hal ini karena ekonomi sudah mulai pulih. Ketika ekonomi baik-baik saja, harga emas cenderung stagnan atau melemah.

Sebaliknya, saat ekonomi memburuk, harga emas akan menguat. Namun, naik dan turunnya harga emas tak akan sekencang saham atau instrumen lainnya.

Andi meramalkan harga emas bisa kembali menyentuh Rp1 juta per gram tahun ini.

"Untuk jangka panjang seperti tahun tahun ke depan, logam mulia masih tetap oke. Artinya, sebagai pelindung nilai mata uang dan tabungan itu akan terasa kenaikannya," tutup Andi. 

(mrh/aud)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER