Selain itu, masyarakat juga harus mempertimbangkan harga jual mobil setelah waktu pembelian. Sudah jadi rahasia umum, penyusutan harga (depresiasi) mobil berlangsung sangat cepat.
Bahkan, Andi menilai depresiasi harga mobil baru lebih besar ketimbang bekas. Kalau dihitung-hitung, lebih rugi beli mobil baru secara kredit ketimbang mobil bekas.
Lihat Juga : |
Sebagai contoh, ketika seseorang membeli mobil dengan kredit tenor lima tahun. Total dana yang digelontorkan selama lima tahun hampir 2x lipat harga normal. Jika harga belinya Rp300 juta, bisa-bisa konsumen mengeluarkan dana sampai Rp500 juta jika memilih tenor lima tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah lima tahun itu pas sudah lunas, orang biasanya ingin ganti mobil. Pas dijual, harganya tinggal Rp150 juta atau Rp180 juta. Harga merosot jauh," ucap Andi.
Sebaliknya, ketika beli mobil bekas, depresiasi harganya tak terlalu parah dengan mobil baru. Berdasarkan perhitungan Andi, rata-rata hanya turun Rp10 juta.
Namun, Andi mengatakan penurunan harga mobil baru dan bekas sejatinya tak bisa dipukul rata. Pasalnya, masing-masing mobil punya tren dan spesifikasinya sendiri.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Raup Cuan dari Investasi NFT |
"Ada beberapa merek mobil dan kendaraan motor juga ada yang memang disukai kolektor, nah itu bisa jadi harga bekas lebih mahal daripada yang baru," tutur Andi.
Senada, Perencana Keuangan Finansia Consulting Eko Endarto mengatakan harga jual mobil baru akan jauh lebih besar ketimbang bekas. Penurunan harga mobil baru bahkan mencapai 20 persen ketika keluar dari dealer.
"Turun 20 persen meski belum digunakan," kata Eko.
Dalam satu tahun pertama, harga mobil baru rata-rata turun 25 persen dari jual normal. Misalnya, harga mobil Rp500 juta, maka setelah satu tahun akan turun sekitar Rp100 juta-Rp125 juta.
"Tahun kedua harga mobil baru ketika dijual lagi turun 10 persen, berbeda-beda tapi itu rata-rata, 10 persen-15 persen lah," ujar Eko.
Lihat Juga : |
Lalu, tahun-tahun selanjutnya akan turun 5 persen. Jadi, persentasenya lebih kecil.
Sebaliknya, harga mobil bekas ketika ingin dijual lagi penurunannya kecil. Bahkan, kadang tidak turun sama sekali.
"Tergantung jenis mobilnya, mobil tua mungkin depresiasi tidak ada karena tidak ada yang mau beli. Jadi tergantung mobil," jelas Eko.
Ia menyarankan agar konsumen tak memilih tenor lebih dari tiga tahun ketika membeli mobil baru secara kredit. Hal ini demi menjaga agar penurunan harga mobil ketika ingin dijual lagi tak terlalu jeblok.
"Depresiasi harga mobil baru pada tahun ketiga terasa, belum hitung biaya service, tahun ketiga dan keempat biasanya sudah mulai ganti sparepart," ungkap Eko.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Atur Uang Saat Upah Minimum Tak Naik |
Sementara, Marketing & Sales Director PT Asuransi Bintang Tbk Reniwati Darmakusumah mengatakan pembelian mobil secara kredit biasanya sudah termasuk biaya premi asuransi. Premi dihitung dari harga on the road (OTR).
"Ini berlaku baik untuk mobil baru maupun bekas. Multifinance sudah kerja sama dengan asuransi," kata Reniwati.
Ia mengatakan premi asuransi mobil mengikuti Surat Edaran OJK Nomor 6/SEOJK.05/2017 tentang Penetapan Tarif Premi Asuransi Harta Benda dan Asuransi Kendaraan Bermotor.
"Premi mengikuti ketentuan OJK. Jadi di manapun pelanggan beli asuransi mobil akan sama. Komponen tergantung daerah, beda-beda," jelas Reniwati.
Kemudian, konsumen yang membeli mobil secara tunai dapat membeli polis asuransi secara mandiri. Harga jual mobil secara tunai biasanya tak sepaket dengan premi asuransi. Karenanya, konsumen bisa memilih sendiri paket asuransi sesuai kemampuan masing-masing.