Inflasi Januari Meningkat, Rupiah Tertekan ke Rp14.356 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.356 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (2/2) sore. Mata uang Garuda melemah 25,7 poin atau 0,18 persen dari sebelumnya, yakni Rp14.330 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.347 per dolar AS sore ini. Angkanya menguat dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.392 per dolar AS.
Lalu, mayoritas mata uang di Asia terlihat bergerak melemah. Rinciannya, baht Thailand melemah 0,04 persen, peso Filipina melemah 0,04 persen, rupee India melemah 0,17 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,17 persen.
Namun, beberapa mata uang Asia menguat sore ini, seperti dolar Singapura menguat 0,02 persen, yen Jepang menguat 0,14 persen, won Korea Selatan menguat 0,11 persen, dan dolar Hong Kong stagnan.
Sebaliknya, mayoritas mata uang di negara maju menguat sore ini. Terpantau, dolar Kanada menguat 0,02 persen, dolar Australia menguat 0,03 persen, poundsterling Inggris menguat 0,16 persen, dan euro Eropa meguat 0,15 persen.
Analis DC Futures Lukman Leong mengatakan nilai tukar rupiah melemah karena pasar merespons kenaikan inflasi Januari. Data tersebut berpotensi menjadi dasar Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan.
"Data inflasi Indonesia yang sedikit lebih tinggi daripada perkiraan konsensus pasar juga menekan rupiah," tutur Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi atau kenaikan harga sebesar 0,56 persen secara bulanan pada Januari 2022. Sementara, secara tahunan terjadi inflasi 2,18 persen.
Realisasi inflasi Januari ini menjadi yang tertinggi jika dilihat secara tahunan sejak Mei 2020. Saat itu, terjadi inflasi sebesar 2,19 persen.
Dari eksternal, potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed juga memberikan sentimen negatif untuk rupiah. Pasalnya, setiap bunga AS naik, maka dolar AS otomatis menguat terhadap mayoritas mata uang.
"Ekspektasi kenaikan suku bunga oleh The Fed tahun ini semakin tinggi hingga lima kali kenaikan," jelas Lukman.