Pertumbuhan Ekonomi 5 Negara Asia Tahun Lalu, RI Paling Bontot

CNN Indonesia
Rabu, 09 Feb 2022 12:24 WIB
5 negara di Asia mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif di sepanjang tahun lalu. Namun, di antara China, Taiwan, Singapura, dan Filipina, RI tercatat paling bontot.
5 negara di Asia mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif di sepanjang tahun lalu. Namun, di antara China, Taiwan, Singapura, dan Filipina, RI tercatat paling bontot. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data pertumbuhan ekonomi alias Produk Domestik Bruto (PDB) alias GDP sepanjang tahun lalu yang tumbuh 3,69 persen. Sedangkan pada kuartal IV 2021 saja GDP tumbuh 5,02 persen.

Angkanya memang di atas realisasi tahun sebelumnya yang minus 2 persen, namun masih di bawah ekspektasi Menteri Keuangan Sri Mulyani sebesar 4 persen.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan PDB pada kuartal keempat tahun lalu sebesar Rp4.498 triliun, sedangkan dihitung harga dasar konstan sebesar Rp2.845 triliun. Dalam periode Oktober-Desember 2021 atau kuartal IV 2021, pertumbuhan ekonomi sebesar 1,06 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti Indonesia, berbagai negara di Asia juga sudah merilis data GDP mereka, berikut daftarnya.

1. China

Ekonomi Negeri Tirai Bambu tumbuh 8,1 persen sepanjang 2021. Realisasi tersebut lebih tinggi dari 2020 yang hanya tumbuh 2,3 persen.

Mengutip CNN Business, pertumbuhan ekonomi China sepanjang tahun lalu melampaui ekspektasi pemerintah yang hanya 6 persen.

Meski begitu, pertumbuhan ekonomi China hanya 4 persen pada kuartal IV 2021. Angkanya melambat dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yang tembus 6,5 persen, tetapi lebih tinggi dari ekspektasi sejumlah pihak yang sebesar 3,6 persen.

Perlambatan ekonomi China pada kuartal IV 2021 terjadi karena konsumsi masyarakat turun drastis. Penjualan ritel hanya naik 1,7 persen pada Desember 2021, melambat dari kenaikan bulan sebelumnya yang mencapai 3,9 persen.

China memang menghadapi sejumlah masalah baru, termasuk di sektor properti dan covid-19.

2. Singapura

Ekonomi Singapura tumbuh 7,2 persen pada 2021. Hal itu menandakan kebangkitan negeri singa dari resesi terburuk akibat pandemi covid-19 sejak kemerdekaan pada 1965.

Kinerja ekonomi jiran RI tersebut jatuh pada 2020 ketika bisnis dan perbatasan internasional harus ditutup. Hal tersebut mencekik jalur kehidupan ekonomi perdagangan dan pariwisata yang menjadi sumber pemasukan negara.

Pengetatan mobilitas yang awalnya diberlakukan Pemerintah Singapura membuat ekonomi negara tersebut terseok-seok. Kebijakan kemudian diubah saat pemerintah memutuskan untuk menerima wabah menjadi endemi karena mayoritas penduduk telah divaksinasi sepenuhnya.

3. Hong Kong

Hong Kong Special Administrative Region (HKSAR) mencatat ekonomi Hong Kong tumbuh 6,4 persen sepanjang 2021.

Produk Domestik Bruto (PDB) Hong Kong ditopang oleh pengeluaran konsumsi swasta, pengeluaran konsumsi pemerintah, dan pembentukan modal tetap domestik bruto, masing-masing meningkat sebesar 5,7 persen, 4,6 persen, dan 10,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Untuk 2021 secara keseluruhan, total ekspor barang dan impor barang naik masing-masing 19 persen dan 17,5 persen secara riil selama, kata laporan itu.

4. Taiwan

Selama tahun lalu, pertumbuhan GDP Taiwan meroket 6,28 persen, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 3,11 persen.

Mengutip Reuters, pertumbuhan tersebut merupakan yang tercepat setelah pertumbuhan 2010 lalu yang sebesar 10,25 persen.

Khusus untuk kuartal IV 2021, GDP Taiwan tumbuh 4,88 persen, lebih tinggi dari polling Reuters di level 3,8 persen. Namun, melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, yakni 7,43 persen pada kuartal II dan 8,92 persen pada kuartal pertama.

5. Filipina

Ekonomi Filipina pada 2021 tumbuh 5,6 persen, ditopang pertumbuhan kuartal terakhir yang sebesar 7,7 persen. Pertumbuhan kencang dikarenakan relaksasi pembatasan aktivitas yang mendorong aktivitas bisnis.

Angka yang dilaporkan oleh Otoritas Statistik Filipina tersebut menempatkan ekonomi di jalur tingkat pra-pandemi. Namun, varian omicron dan inflasi menimbulkan risiko terhadap pertumbuhan.

Kinerja ekonomi tahunan Filipina sedikit melampaui kisaran target yang disesuaikan sebesar 5 persen hingga 5,5 persen, usai terkontraksi 9,6 persen pada 2020.

[Gambas:Video CNN]



(wel/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER