Bank Rusia Impor Duit US$5 M Antisipasi Sanksi AS atas Konflik Ukraina

CNN Indonesia
Selasa, 22 Feb 2022 10:36 WIB
Bank-bank di Rusia mengimpor mata uang asing senilai US$ 5 milliar atau setara Rp71,7 triliun pada Desember 2021 guna mengantisipasi risiko sanksi dari AS. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank-bank di Rusia mengimpor mata uang asing senilai US$ 5 miliar atau setara Rp71,7 triliun pada Desember 2021 guna mengantisipasi risiko sanksi pemutusan kerja sama bank oleh Amerika Serikat.

Jumlah impor mata uang asing tersebut naik hampir 50 persen dari setahun sebelumnya, yakni US$2,65 miliar atau sekitar Rp38 triliun.

Dilansir dari CNN Business (22/2), Direktur Senior Badan Pemeringkat Rusia (ACRA) Valery Piven mengatakan berdasarkan laporan teknis yang diserahkan bank negara ke bank sentral Rusia setiap bulan menunjukkan mereka telah mengimpor US$2,1 miliar (setara Rp30,1 triliun) uang kertas asing pada November 2021.

"Rasio aset dan kewajiban valas yang dimiliki oleh bank diatur oleh bank sentral dan (saat ini) tidak menimbulkan kekhawatiran. Peningkatan impor (valas) lebih terkait dengan kemungkinan lonjakan permintaan mata uang tunai," kata Piven.

Bank sentral Rusia menolak berkomentar. Tetapi bank-bank negara secara teratur mengimpor mata uang asing secara tunai untuk memenuhi permintaan dari pelanggan akan mata uang dolar atau euro yang dibutuhkan untuk perjalanan ke luar negeri atau jika terjadi keadaan yang tidak terduga.

Menurut data bank sentral sekitar setengah dari total aset dan kewajiban asing perbankan Rusia, atau masing-masing sekitar US$100 miliar (setara Rp1.436 triliun) dan US$70 miliar (setara Rp1.004 triliun), disimpan dalam dolar AS. Jumlah tersebut turun dari sekitar 80 persen pada 2002 dan 70 persen pada awal 2014.

Dalam mengantisipasi kemungkinan sanksi terkait transaksi dolar yang pernah diajukan pejabat AS beberapa tahun lalu, bank-bank top Rusia membuka rekening koresponden di antara mereka sendiri.

Menurut sebuah sumber hal tersebut memungkinkan mereka memindahkan dolar di dalam negeri asalkan setidaknya satu pemberi pinjaman utama tidak tersentuh sanksi.

"Kami sadar bahwa Washington terus berupaya merancang sanksi baru," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan pada hari Senin, menambahkan bahwa sulit untuk memberikan komentar lebih lanjut.

Kementerian keuangan Rusia pada pekan lalu mengatakan akan memastikan semua kewajiban bank, termasuk dalam mata uang asing, akan dihormati jika sanksi menghantam sektor keuangan, sambil mengatakan akan ada volatilitas pasar sementara.

Sebagai informasi, Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyiapkan sejumlah sanksi yang akan dilayangkan pada Rusia jika mereka memutuskan untuk menyerang Ukraina. Salah satunya larangan lembaga keuangan AS memproses transaksi untuk bank-bank besar Rusia.

Dilansir dari Reuters (21/2), seorang sumber terpercaya mengatakan sanksi itu masih kemungkinan berubah di menit terakhir dan tidak jelas siapa yang menjadi target. Namun mereka percaya beberapa lembaga keuangan Rusia disasar, termasuk VTB Bank (VTBR.MM), Sberbank (SBER.MM), VEB, dan Gazprombank.

Selain itu AS juga akan menempatkan perusahaan maupun individu Rusia di daftar Warga Negara yang Ditunjuk Khusus (SDN), yang secara efektif mengeluarkan mereka dari sistem perbankan AS, melarang mereka berdagang dengan orang Amerika, termasuk membekukan aset AS mereka.

Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk melukai ekonomi Rusia dengan memutuskan hubungan perbankan koresponden antara bank-bank Rusia yang ditargetkan dan bank-bank AS yang memungkinkan pembayaran internasional.

(tdh/nva)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK