WHO Beri Sinyal RI Jadi Pusat Produksi Vaksin Covid di Asia Tenggara

CNN Indonesia
Kamis, 24 Feb 2022 13:27 WIB
WHO buka peluang RI menjadi pusat produksi vaksin covid-19 di Asia Tenggara. Ilustrasi. (Antara/Rosa Panggabean).
Jakarta, CNN Indonesia --

World Health Organization (WHO) memberikan sinyal menjadikan Indonesia sebagai hub atau pusat produksi vaksin covid-19 di Asia Tenggara. Hal ini diungkapkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

Erick mengatakan sinyal ini terlihat setelah Indonesia ditunjuk sebagai salah satu penerima manfaat dari transfer teknologi vaksin berbasis mRNA.

Menurutnya, sinergi antara Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menjadi kunci agar mendapatkan kepercayaan dari WHO.

"Kolaborasi yang baik antara menteri kesehatan, menteri luar negeri, dan kami dari BUMN yang membuat WHO memberikan kepercayaan kepada Indonesia untuk membuat vaksin mRNA," ungkap Erick dalam keterangan resmi, Kamis (24/2).

Sementara, Erick menjelaskan PT Bio Farma (Persero) menjadi perusahaan Indonesia yang akan memproduksi vaksin mRNA.

Bio Farma, kata Erick, telah dikenal sebagai manufaktur vaksin terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas produksi mencapai 3,2 miliar meliputi 14 jenis vaksin yang sudah diekspor ke lebih dari 150 negara.

"Kepercayaan dari WHO ini hanya permulaan. Ini juga bagian dari program transformasi besar-besaran yang sedang kami lakukan di holding BUMN farmasi," terang Erick.

Lebih lanjut Erick menjelaskan tujuan transformasi holding farmasi salah satunya untuk menyediakan produk dan layanan kesehatan berkualitas tinggi yang terintegrasi, terjangkau, dan fokus pada pelanggan.

Pemerintah juga sudah menetapkan sektor kesehatan sebagai salah satu fokus utama dalam penyelenggaraan presidensi G20. Menurut Erick, persoalan pemerataan vaksin hingga transfer teknologi harus menjadi prioritas dalam mengatasi persoalan sektor kesehatan.

Ia menambahkan bahwa kesehatan memiliki dampak besar ke sektor lain, seperti ekonomi, pendidikan, hingga sosial. Oleh karena itu, Kementerian BUMN menjadikan kesehatan sebagai bagian dalam ekosistem ekonomi, pendidikan, dan teknologi.

"Karena ketika kita bicara tentang kesehatan, kita tidak hanya bicara tentang kegiatan kesehatan semata, tapi kita juga bicara tentang ekonomi, pendidikan, sosial, dan lain-lain," tutup Erick.

Sebelumnya, WHO berencana untuk mendirikan pusat pelatihan untuk melatih negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah untuk memproduksi vaksin mRNA.

(aud/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK