Goldman Sachs: Saham Eropa Berisiko Usai Invasi Rusia ke Ukraina

CNN Indonesia
Jumat, 25 Feb 2022 20:25 WIB
Goldman Sachs memprediksi bursa saham Eropa jeblok setelah Rusia menyerang Ukraina pada Kamis (24/2).
Goldman Sachs memprediksi bursa saham Eropa jeblok setelah Rusia menyerang Ukraina pada Kamis (24/2). Ilustrasi. (AP/Alexander Zemlianichenko Jr).
Jakarta, CNN Indonesia --

Goldman Sachs, bank investasi yang bermarkas di New York, berpendapat bursa saham Eropa akan menghadapi risiko dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini dampak dari serangan militer Rusia ke Ukraina.

Mengutip Reuters, Jumat (25/2), serangan bersenjata yang dilakukan militer Rusia membuat sejumlah negara menjatuhkan sanksi ekonomi. Beberapa negara tersebut adalah Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, Jepang, Kanada, Australia, dan Uni Eropa.

"Mengingat konflik yang terjadi risiko dapat saja meningkat, beberapa di antaranya kemungkinan akan bertahan lama," kata Ekonom Goldman Sachs Sharon Bell.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan agresi militer Rusia ke Ukraina dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi hingga inflasi. Dengan demikian, perusahaan menurunkan proyeksi target pergerakan bursa saham Eropa.

Bell mengungkapkan bursa saham eropa seperti Stoxx 600 Index akan menyentuh posisi 490.

Padahal, tahun lalu targetnya berada di posisi 530. Indeks saham tersebut berakhir di level 438,96 setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Sementara, Goldman Sachs justru memprediksi Indeks London FTSE 100 naik menuju posisi 8.100. Menurutnya, indeks tersebut terbukti kuat menghadapi krisis.

"FTSE 100 telah membuktikan bahwa mereka tahan banting mulai dari kenaikan suku bunga hingga kenaikan ongkos energy," katanya.

[Gambas:Video CNN]

(fry/aud)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER