Mengenal SWIFT, Sanksi Ekonomi Terberat yang Dihadapi Rusia

CNN Indonesia
Kamis, 03 Mar 2022 08:23 WIB
Rusia menerima sanksi berat berupa pemblokiran sistem keuangan dunia Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). Berikut ulasannya.
Rusia menerima sanksi berat berupa pemblokiran sistem keuangan dunia Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). Ilustrasi. (REUTERS/ANTON VAGANOV).
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia menerima sejumlah sanksi ekonomi dari negara barat usai melakukan invasi terhadap Ukraina pada Kamis (24/2). Sanksi yang dijatuhkan beragam, mulai dari pembekuan aset, penutupan akses teknologi dan pasar, hingga pemblokiran Federasi Rusia dari sistem keuangan dunia Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT).

SWIFT merupakan sistem yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan dunia, sehingga bank dapat mengirim dan menerima pesan transaksi dengan cepat dan aman. Tak ayal, transaksi keuangan saat ini dapat dilakukan antar negara bahkan antar benua.

Pada tahun lalu saja, terdapat 11 ribu lembaga keuangan yang telah terhubung dengan SWIFT dan mengirimkan pesan transaksi sebanyak 42 juta pesan per hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, sistem ini masih digunakan untuk pesan berbasis pembayaran sebesar 45 persen dari total lalu lintas SWIFT. Kemudian, 49 persen lainnya digunakan untuk transaksi keamanan.

SWIFT sendiri dibentuk pada 1973 silam dan berkantor pusat di Belgia. Saat ini, SWIFT mampu mengurus transaksi lain seperti keamanan, perbendaharaan, perdagangan, dan transaksi sistem di seluruh dunia.

Terkait pemblokiran Rusia dari SWIFT, pakar mengklaim kebijakan tersebut dapat membatasi akses Rusia dari pasar keuangan global. Sanksi ini dinilai yang terberat dari beragam sanksi ekonomi untuk Rusia.

"Bayangkan semua organisasi ini yang beroperasi secara online. Mereka memiliki pelanggan di mana mereka mengirim informasi dan bertransaksi, lalu tiba-tiba tidak memiliki akses," kata Ahli Teknologi Keuangan dan Sistem Informasi University of Manchester Markos Zachariadis dikutip dari CBC, Rabu (2/3).

Pakar Sanksi Internasional Maria Shagina mengatakan Rusia sebagai negara yang sangat bergantung dengan sistem tersebut akan sangat merugi akibat diblokir dari SWIFT.

"Rusia sangat bergantung pada SWIFT, karena ekspor hidrokarbon dalam mata uang dolar AS," kata Shaina.

Pada akhirnya, pemutusan Rusia terhadap sistem ini dapat menghentikan seluruh transaksi internasional dan memicu volatilitas nilai mata uang Rusia, rubel.

[Gambas:Video CNN]



(fry/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER