Mereka menyebut pihak Rusia tak mengizinkan karyawan Ukrenergo memperbaiki saluran listrik.
"Mulanya mereka setuju untuk memperbaiki gardu induk dan saluran listrik, tetapi kemudian tidak mengizinkan spesialis untuk mengakses fasilitas yang rusak," tulis laporan tersebut.
Saat ini, sistem energi Ukraina beroperasi secara terpisah dan sedang bersiap untuk integrasi ke dalam sistem energi Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat yang sama, 13 stasiun distribusi gas dari Operator GTS Ukraina tetap terputus akibat penembakan oleh tentara Rusia.
Lusinan kota dan desa di Ukraina dengan ratusan ribu konsumen dibiarkan tanpa pasokan gas, seperti Irpin, Borodyanka, Gostomel, Stoyanka, Voznesensk, bagian dari Chernihiv, Izyum, dan Brazhkivka.
Kemudian Sirotino, Krasnopopivka, Donskoye, Novotroitskoye, Prystan, Oleshky, dan banyak lainnya.
"Situasi di kota Shchastia sangat kritis. Di perbatasan perhentian pasokan gas ke kota Toretsk (GDS Dzerzhinsk), boiler rumah dan toko roti telah dihentikan karena penembakan distribusi gas infrastruktur," terangnya.
Sebelumnya, dilaporkan pasukan Rusia menguasai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang merupakan PLTN terbesar di Ukraina. Hal itu terjadi setelah PLTN itu terbakar akibat serangan Rusia pada Jumat (4/3) waktu setempat.
Pemerintah kawasan tempat PLTN Zaporizhzha berada mengonfirmasi pengambilalihan tersebut. Namun, mereka memastikan bahwa personel Ukraina akan tetap memantau operasional di PLTN itu.
"Personel operasional memantau kondisi unit-unit daya," demikian pernyataan pemerintah lokal Ukraina yang dikutip Reuters.
PLTN Zaporizhzhia sangat penting bagi kehidupan Ukraina. CNN melaporkan, PLTN ini menaungi enam dari total 15 reaktor nuklir untuk pembangkit listrik di Ukraina. Secara keseluruhan, PLTN ini memasok 40 persen tenaga nuklir di negara itu.
Ketika PLTN terbesar di Eropa ini terbakar, muncul kekhawatiran bencana, terutama jika reaktor nuklir meledak dan memicu peningkatan radiasi besar-besaran
(wel/chri)