Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tercatat surplus sebesar Rp19,7 triliun per Februari 2022. Mesk surplus, angkanya melambat dari posisi Januari 2022 yang surplus Rp28,9 triliun.
"Keseimbangan primer kita surplus. Total keseimbangan primer Rp19,7 triliun, berbalik arah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu defisit Rp63,3 triliun. Luar biasa," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers, Senin (28/3).
Sri Mulyani mengatakan surplus terjadi karena realisasi penerimaan lebih tinggi dari belanja pemerintah. Tercatat, kantong negara terisi Rp302,4 triliun hingga Februari 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah itu naik 37,7 persen dibandingkan dengan Februari 2021 lalu yang hanya Rp219,6 triliun. Penerimaan berasal dari perpajakan sebesar Rp256,2 triliun dan PNBP sebesar Rp46,2 triliun.
Sementara, belanja negara hanya Rp282,7 triliun per Februari 2022. Realisasi itu turun tipis 0,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp282,9 triliun.
Lalu, transfer ke daerah tercatat sebesar Rp107,1 triliun per Februari 2022. Jumlahnya naik 7,8 persen dibandingkan Februari 2021 yang hanya Rp99,4 triliun.
Sebagai informasi, pemerintah menargetkan defisit sebesar Rp868 triliun atau 4,85 persen terhadap PDB dalam APBN 2022.
Sementara, realisasi defisit APBN sepanjang 2021 sebesar Rp783,7 triliun. Angka ini setara dengan 4,65 persen terhadap PDB.
Realisasi defisit APBN 2021 turun jika dibandingkan dengan 2020 yang mencapai Rp947 triliun atau 5,14 persen terhadap PDB.
(aud/bir)