PT Pertamina (Persero) menambah kuota solar subsidi di Lampung dan Bengkulu di tengah kelangkaan pasokan yang terjadi di sejumlah daerah beberapa hari terakhir. Untuk lampung, perusahaan menambah kuota sebesar 12 persen.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Tjahyo Nikho Indrawan mengatakan penambahan kuota dilakukan karena permintaan solar subsidi berpotensi naik seiring dengan pemulihan ekonomi nasional.
"Stok solar subsidi secara nasional di level 20 hari dan setiap hari stok ini sekaligus proses penyaluran ke SPBU terus dimonitor secara real time," ungkap Tjahyo dalam keterangan resmi, Kamis (31/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, penyaluran solar subsidi secara nasional sudah melebihi kuota sekitar 10 persen per Februari 2022. Karena itu, Pertamina memutuskan untuk menambah kuota sebesar 12 persen.
Tak hanya Lampung, Pertamina juga menambah kuota solar subsidi di Bengkulu sebesar 8 persen.
"Untuk wilayah Bengkulu sudah menambah sekitar 8 persen," imbuh Tjahyo.
Ia memastikan perusahaan akan memantau distribusi solar subsidi setiap hari. Oleh karena itu, Tjahyo meminta masyarakat tidak melakukan aksi panic buying atau tetap membeli sesuai kebutuhan.
"Berdasarkan catatan kami untuk wilayah Bengkulu terjadi peningkatan rata-rata konsumsi menjadi 331 ribu liter per hari, naik 2 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu," jelas Tjahyo.
Ia berharap masyarakat yang tak berhak tidak memakai solar. Menurutnya pengguna yang berhak atas solar subsidi untuk sektor transportasi adalah kendaraan bermotor plat hitam untuk pengangkut orang atau barang, kendaraan bermotor plat kuning kecuali mobil pengangkut hasil tambang, dan perkebunan dengan roda lebih dari enam.
Sementara, kendaraan layanan umum yang boleh menikmati solar subsidi adalah ambulans, pemadam kebakaran, dan pengangkut sampah. Kemudian, kapal angkutan umum berbendera Indonesia, kapal perintis, serta kereta api penumpang umum dan barang.
Kelangkaan solar terjadi di sejumlah wilayah. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan kelangkaan karena banyak perusahaan besar yang memenangkan tender atau lelang dengan menekan ongkos BBM serendah-rendahnya dengan menggunakan solar subsidi.
Nicke menduga ongkos BBM itu bisa murah karena para pengusaha menggunakan solar jenis subsidi yang bukan hak mereka. Menurut dia, hal tersebut dilakukan oleh perusahaan di industri angkutan barang.
"Dalam kontrak antara industri besar dengan transporter harusnya pakai BBM non subsidi," jelas Nicke.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan seluruh 'pembantunya' untuk mengantisipasi kelangkaan solar bersubsidi. Hal ini diungkapkan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
"Presiden Sudah memberikan instruksi supaya ini segera diantisipasi, kelangkaan solar ini," ucap Ma'ruf.
Menurut Ma'ruf, Jokowi juga sudah memberikan instruksi langsung kepada menteri terkait untuk memenuhi pasokan solar subsidi di SPBU. Pemerintah akan terus memantau stok solar di lapangan.
"Saya kira tunggu saja beberapa hari ini akan ada yang diumumkan terkait langkah-langkah yang sedang kami godok," ujar Ma'ruf.
(aud/agt)