Dewan Sawit Bongkar 3 Biang Kerok Minyak Langka Belakangan Ini

CNN Indonesia
Rabu, 13 Apr 2022 19:06 WIB
Dewan Sawit Indonesia menyebut ada 3 biang kerok yang membuat minyak goreng langka belakangan ini. (CNN Indonesia/Trisha Dantiani).
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Ketua III Dewan Minyak Sawit Indonesia Delima Darmawan mengungkapkan biang kerok kelangkaan minyak goreng beberapa waktu lalu. Setidaknya terdapat tiga alasan yang dapat menjelaskan masalah ini.

Pertama, regulasi pemerintah terkait minyak goreng yang berubah-ubah dalam waktu singkat. Masalah itu membuat pasar minyak goreng menjadi tidak menentu dan beraturan.

Akibatnya, muncul spekulan yang memanfaatkan momentum sehingga terjadilah kelangkaan minyak goreng.

Kedua, kebijakan pemerintah yang pernah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng. Kebijakan itu menciptakan disparitas harga yang tinggi.

Sebagai contoh, HET minyak goreng kemasan ditetapkan sebesar Rp14 ribu, namun harga di pasaran sudah mencapai dua kali lipatnya. Dengan begitu, disparitas harga yang terlalu jauh juga membuat pasokan minyak goreng terhambat.

"Jadi banyak minyak goreng yang hilang dari jalur distribusi pasar yang seharusnya dan berubah ke jalur distribusi pasar spekulan," ucapnya dalam webinar Kadin Indonesia, Rabu (14/3).

Ketiga, kondisi geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan. Hal ini membuat jalur distribusi tak merata, bahkan lebih condong terpusat di Indonesia bagian barat seperti Jawa dan Sumatera.

"Seharusnya distribusi minyak goreng merata ke semua daerah. Jadi kita perlu kerja sama dengan Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub agar dapat terdistribusi dengan baik," katanya.

Ia pun menambahkan bahwa kenaikan harga komoditas pangan dan energi juga menjadi alasan dibalik mahalnya harga minyak goreng.

"Kita juga sadar tahun ini terjadi kenaikan harga komoditas yang luar biasa seperti gas, minyak mentah, nikel, palladium, gandum, hingga CPO," katanya.

Menurutnya, harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) sejak awal tahun ini mengalami kenaikan. Pada Januari lalu, harga CPO masih berada di posisi US$1.350 per ton, namun dua bulan kemudian harganya naik 24 persen menjadi US$1.680 per ton.

(fry/agt)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK