Bank Indonesia (BI) merevisi ekonomi global dari 3,5 persen menjadi 3,4 persen pada tahun ini.
"Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi global yang semula kami perkirakan 3,5 persen pada 2022 ada risiko turun menjadi 3,4 persen pada 2022," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers secara daring, Selasa (24/5).
Perry menjelaskan proses pemulihan ekonomi akan terganggu di tengah lonjakan inflasi, perang Rusia-Ukraina, dan kebijakan moneter di beberapa negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Ketegangan geopolitik dan normalisasi moneter di beberapa negara akan berdampak pada pelemahan dunia," ucap Perry.
Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi beberapa negara seperti Jepang, China, Amerika Serikat (AS), Eropa, dan India akan melambat tahun ini jika dibandingkan dengan posisi 2021.
"Volume perdagangan dunia diperkirakan lebih rendah sejalan dengan tertahannya perbaikan ekonomi global dan masalah rantai pasok global," ujar Perry.
Di dalam negeri, Perry menilai ekonomi semakin pulih. Hal ini didorong oleh mobilitas masyarakat, keyakinan konsumen, kenaikan penjualan eceran, permintaan masyarakat, dan ekspor.
Lihat Juga : |
"Perbaikan ekonomi domestik berlanjut ditopang peningkatan permintaan domestik dan kinerja ekspor," imbuh Perry.
Oleh karena itu, BI tetap memproyeksi ekonomi RI tumbuh berkisar 4,5 persen-5,3 persen pada 2022.
(aud/sfr)