Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tanah Air berada di kisaran 4,7 persen sampai 5,5 persen pada 2023. Proyeksi ini lebih rendah dari asumsi pemerintah sebesar 5,3 persen hingga 5,9 persen.
"Untuk 2023, kami perkirakan pertumbuhan ekonomi 4,7 persen sampai 5,5 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat rapat bersama Komisi XI DPR, Selasa (31/5).
Kendati begitu, proyeksi pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi dari target tahun ini, yaitu 4,5 persen sampai 5,3 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Proyeksi ini mempertimbangkan perang Rusia-Ukraina, rencana kenaikan tingkat bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve, hingga risiko kenaikan inflasi di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Khusus inflasi, BI memperkirakan inflasi Indonesia akan menyentuh 4,2 persen pada tahun ini. Artinya, tingkat inflasi akan melewati target sebesar 2 persen sampai 4 persen.
"Di akhir tahun ini kemungkinan inflasi sedikit di atas sasaran, yaitu 4,2 persen," katanya.
Peningkatan inflasi berasal dari kenaikan harga sejumlah komoditas di pasar dunia, salah satunya harga minyak. Kenaikan ini membuat BBM jenis Pertamax naik di masyarakat.
Namun, Perry memperkirakan inflasi nasional akan berada di kisaran 3 persen plus minus 1 persen pada 2023.
Di sisi lain, bank sentral nasional memperkirakan nilai tukar rupiah akan melemah di kisaran Rp14.400 sampai Rp14.800 per dolar AS pada tahun ini. Asumsi ini lebih tinggi dari tahun ini di rentang Rp14.300 hingga Rp14.700 per dolar AS.