Perusahaan firma akuntan Ernst & Young didenda US$100 juta atau sekitar Rp1,48 triliun (asumsi kurs Rp14.800 per dolar AS) oleh pemerintah AS. Pasalnya, regulator menemukan beberapa auditor dalam perusahaan tersebut curang dalam tes akuntan publik bersertifikat (CPA) dan kursus lainnya untuk mempertahankan lisensi.
Mengutip CNN, Rabu (29/6), Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) mengatakan yang lebih mengejutkan bahwa Ernts & Young justru tak mempermasalahkan kecurangan yang dilakukan auditornya pada ujian etika CPA.
Direktur Divisi Penegakan SEC Gurbir Grewal mengatakan denda US$100 juta adalah denda terbesar yang pernah ada terhadap perusahaan audit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tindakan ini melibatkan pelanggaran kepercayaan oleh penjaga gerbang di dalam penjaga gerbang yang dipercayakan untuk mengaudit banyak perusahaan publik negara kita," kata Gurbir Grewal.
"Sungguh keterlaluan bahwa para profesional yang bertanggung jawab untuk menangkap kecurangan oleh klien curang dalam ujian etika dalam segala hal," imbuhnya.
Selain itu, Gurbir juga mengaku terkejut saat perusahaan akuntan itu menghalagi menyelidikan SEC atas kecurangan yang dilakukan pekerjanya.
"Tindakan ini harus menjadi pesan yang jelas bahwa SEC tidak akan mentolerir kegagalan integritas oleh auditor independen yang memilih kesalahan yang lebih mudah daripada yang benar yang lebih sulit," kata Grewal.
Selain denda, SEC memerintahkan Ernst & Young untuk mempertahankan dua konsultan independen untuk membantu memperbaiki kekurangannya, dengan satu perusahaan meninjau prosedur perusahaan tentang etika dan yang lain tentang kegagalan pengungkapannya.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, Ernst & Young menegaskan tidak ada yang lebih penting daripada integritas dan etika, dan mematuhi perintah SEC.
"Kami telah berulang kali dan secara konsisten mengambil langkah-langkah untuk memperkuat budaya kepatuhan, etika, dan integritas kami di masa lalu," kata juru bicara perusahaan.
"Kami akan terus mengambil tindakan ekstensif, termasuk langkah-langkah disipliner, pelatihan, pemantauan, dan komunikasi yang akan semakin memperkuat komitmen kami di masa depan," imbuhnya.