Ernst & Young Sebut Corona Buat Masa Depan AirAsia Meragukan

CNN Indonesia
Kamis, 09 Jul 2020 06:00 WIB
Sejumlah armada pesawat AirAsia terparkir di Apron Terminal 1D Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (5/5/2020). PT AirAsia Indonesia Tbk berencana kembali membuka penerbangan mulai 18 Mei 2020 setelah sebelumnya menutup penerbangan berjadwal sejak 1 April 2020 imbas pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Fauzan/hp.
Ernst & Young menyebut virus corona membuat masa depan AirAsia kian meragukan. Ilustrasi. ANTARA FOTO/FAUZAN).
Jakarta, CNN Indonesia --

Auditor Ernst & Young  menyebut kondisi keuangan maskapai AirAsia sedang tertekan hebat. Tekanan datang dari penyebaran virus corona yang terjadi beberapa bulan belakangan ini.

Mereka menyebut virus yang awal mula menyebar dari China tersebut telah memicu penurunan permintaan  perjalanan udara. Dampaknya, industri penerbangan, termasuk AirAsia menghadapi krisis  besar.

Bahkan karena krisis tersebut, sejumlah maskapai penerbangan dunia sudah mengurangi jumlah karyawan dan beberapa di antaranya sudah keluar dari bisnis tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pembatasan perjalanan dan perbatasan yang diterapkan oleh negara-negara di seluruh dunia telah menyebabkan penurunan permintaan perjalanan udara signifikan yang berdampak pada kinerja keuangan dan arus kas grup (AirAsia)," katanya seperti dikutip dari AFP, (8/7).

"Ketidakpastian juga dapat menimbulkan keraguan signifikan pada kemampuan grup dan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan mereka," tambah mereka.

AirAsia pernah mengguncang perjalanan udara di Asia Tenggara. Dengan slogan "Sekarang semua orang bisa terbang" mereka menawarkan penerbangan berbiaya murah ke masyarakat.

Namun, AirAsia pada Senin (6/7) melaporkan menderita rugi 803 juta ringgit atau US$ 187 juta selama tiga bulan pertama tahun ini. Kerugian disebabkan oleh penyebaran virus corona. 

[Gambas:Video CNN]



(agt/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER