Batu Bara Masih Jadi Primadona Negara G20
Negara-negara yang masuk kelompok G20 masih bergantung dengan batu bara sampai saat ini.
Mengutip ember-climate.org, Jumat (8/7), mayoritas pembangkit listrik di negara G20 masih berbasis batu bara. Totalnya mencapai 9.259 terawatt hours hingga akhir 2021.
Kemudian, sumber pembangkit listrik kedua terbesar di negara G20 adalah gas. Jumlahnya sebesar 4.370 terawatt hours.
Selanjutnya, pembangkit listrik berbasis hidro 3.267 terawatt hours, nuklir 2.576 terawatt hours, angin 1.767 terawatt hours, dan solar 930 terawatt hours.
Beberapa pembangkit listrik di negara G20 juga menggunakan bioenergi sebesar 615 terawatt hours dan tenaga lainnya 434 terawatt hours.
Anggota negara G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Lihat Juga : |
Di Indonesia sendiri, pembangkit listrik yang menggunakan batu bara mencapai 180,9 terawatt hours. Diikuti oleh gas 51,3 terawatt hours, hidro 19,5 terawatt hours, dan bioenergi 15,9 terawatt hours.
Sebelumnya, Kementerian ESDM menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) 23 persen pada 2025 mendatang.
Dengan kata lain, Indonesia akan beralih secara bertahap dari batu bara ke sumber energi yang lebih bersih.
(aud/bir)