Harga Minyak Dunia Mengkhawatirkan, Bisa Tembus US$190 per Barel

CNN Indonesia
Selasa, 12 Jul 2022 19:13 WIB
Sejumlah analis melihat peluang harga minyak dunia menanjak lebih tinggi karena penghentian pasokan minyak Rusia dan risiko krisis global. Ilustrasi. (iStock/nielubieklonu).
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah analis melihat peluang harga minyak dunia menanjak lebih tinggi lantaran penghentian pasokan minyak Rusia dan kemungkinan resesi ekonomi global. Bahkan, harga minyak bisa tembus US$190 per barel.

"Risiko makro jadi lebih besar. Pengurangan 3 juta barel per hari dalam ekspor minyak Rusia merupakan ancaman yang kredibel dan jika terealisasi akan mendorong harga minyak Brent menjadi US$190 per barel," tulis JP Morgan dalam sebuah catatan.

Pergerakan harga minyak juga dipengaruhi oleh suplai dan permintaan di tengah pengujian massal covid-19 di China dan ketatnya pasokan.

Pasar diguncang di awal sesi oleh kabar kasus pertama covid-19 subvarian omicron di China. Kabarnya, varian ini sangat menular di Shanghai yang mengarah pada pengurangan permintaan bahan bakar.

Faktor lain, yakni kenaikan dolar AS terhadap sekeranjang mata uang lainnya hingga tembus ke level tertingginya sejak Oktober 2022. Masalahnya, dolar AS yang kuat membuat bahan bakar menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Hal senada juga disampaikan pejabat senior Departemen Keuangan AS yang mengatakan harga minyak global dapat melonjak 40 persen menjadi sekitar US$140 per barel jika batas harga yang diusulkan terhadap minyak Rusia tidak diadopsi.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen akan membahas implementasi proposal batas harga AS dan perkembangan ekonomi global dengan Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki ketika mereka bertemu pada Selasa (12/7).

Melansir Antara, tujuan pertemuan tersebut adalah untuk menetapkan harga pada tingkat yang menutupi biaya produksi marjinal Rusia sehingga Moskow diberi insentif untuk terus mengekspor minyak, tetapi tidak cukup mendanai perang dengan Ukraina.

Sementara itu, pejabat Jepang telah menyatakan keprihatinan tentang batas harga yang ditetapkan terlalu rendah, tetapi tidak menolak kisaran harga potensial US$40 hingga US$60 dolar AS per barel.

Washington telah mengusulkan "pengecualian harga" yang akan membatalkan larangan asuransi maritim untuk pesanan di bawah harga yang disepakati. Langkah ini dilakukan untuk mencegah jutaan produksi minyak Rusia per hari macet karena kurangnya asuransi.

Pemodelan Departemen Keuangan menunjukkan bahwa penerapan sanksi tanpa pengecualian harga dapat memicu kenaikan harga minyak mentah yang signifikan.



(fby/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK