Harga Minyak Lesu Gegara Permintaan Bensin AS Loyo
Harga minyak tergelincir pada Rabu (20/7), waktu Amerika Serikat (AS), setelah data pemerintah AS menunjukkan permintaan bensin lebih rendah di musim panas.
Selain itu, penurunan harga minyak juga disebabkan oleh kenaikan suku bunga oleh bank sentral untuk melawan inflasi yang memicu kekhawatiran ekonomi berpotensi melambat dan memangkas permintaan energi.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September tercatat turun 43 sen menjadi US$106,92 per barel.
Lihat Juga : |
Penurunan juga terjadi harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus sebesar US$1,96 menjadi US$102,26 per barel dan pengiriman September 86 sen ke SU$99,88 per barel.
Pemerintah AS mencatat persediaan bensin Negeri Paman Sam naik 3,5 juta barel pekan lalu atau jauh melebihi perkiraan analis dalam jajak pendapat Reuters, naik 71 ribu barel.
"Bensin adalah perhatian besar di sini. Anda tidak benar-benar ingin mundur pada bensin di tengah musim panas," kata Direktur Eksekutif Energi Berjangka Mizuho Robert Yawger seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/7).
Sementara, persediaan minyak mentah AS turun 446 ribu barel pekan lalu atau di bawah ekspektasi analis untuk kenaikan 1,4 juta barel.
Harga minyak terjebak dalam tarik ulur antara kekhawatiran pasokan yang disebabkan oleh sanksi Barat terhadap Rusia dan kekhawatiran perang melawan inflasi dapat melemahkan ekonomi global dan memangkas permintaan.
Analis memperkirakan ketatnya pasokan minyak akan terus mendukung harga. "Dengan sedikit ruang bagi OPEC+ untuk meningkatkan produksi, pasar minyak akan berjuang untuk menyeimbangkan dalam beberapa bulan mendatang, sehingga menopang harga," kata Pialang Minyak PVM Stephen Brennock.