RI Gandeng China dan Korsel Genjot Produksi Nikel 70 Persen

CNN Indonesia
Kamis, 28 Jul 2022 19:45 WIB
Wamen BUMN Pahala N Mansury menyebut RI gandeng China dan Korsel genjot produksi nikel lebih dari 70 persen.
Wamen BUMN Pahala N Mansury menyebut RI gandeng China dan Korsel genjot produksi nikel lebih dari 70 persen. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Menteri BUMN Pahala N Mansury mengatakan pemerintah tengah melakukan pembicaraan dengan dua produsen baterai listrik besar di dunia, yakni China dan Korea Selatan (Korsel) untuk pengembangan produksi nikel di atas 70 persen.

Dengan begitu, yang akan diekspor oleh RI adalah barang jadi, sehingga memiliki nilai tambah (value added). Bukan barang mentah.

"Ini sudah dilirik dari negara-negara lain, di mana beberapa produsen otomotif dunia saat ini melihat kemungkinan mereka membangun fasilitas produksi mobil dan produksi charging station, serta daur ulang baterai di Indonesia," ujarnya di acara Mining for Better Tomorrow, Kamis (28/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, bahan baku utama baterai listrik adalah nikel. Indonesia, kata Pahala, merupakan pemilik cadangan terbesar di dunia untuk mineral tersebut.

"Indonesia memiliki total dari cadangan yang sangat luar biasa, khususnya dalam hal ini komoditas paling utama untuk membangun baterai nikel. Bagaimana Indonesia memiliki lebih dari 20 persen dari cadangan nikel di seluruh dunia," jelas Pahala.

Karenanya, ia meyakini Indonesia bisa menjadi supplier utama baterai listrik untuk negara-negara di dunia. Pemerintah juga akan mendorong agar bisa bekerja sama dengan negara-negara yang berinvestasi di baterai listrik untuk sektor lainnya.

"Kami juga melihat kemungkinan untuk bisa bermitra secara end to end bagaimana kita membentuk konsorsium dan strategi secara lebih selektif dengan melihat partner untuk membangun rantai pasok lainnya," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]



(ldy/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER