Segendang sepenarian, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan Indonesia tidak boleh terlena. Pemerintah perlu mewaspadai risiko dari ekonomi global yang bisa berdampak ke perekonomian domestik.
Ia berpendapat perlambatan PMI di negara-negara tadi pun dapat berimbas ke Tanah Air. Pasalnya, PMI menggambarkan permintaan dari masing-masing negara tadi, sehingga kinerja ekspor Indonesia ke negara tersebut bisa menurun.
"Sehingga saya pikir yang bisa berdampak ke Indonesia adalah kinerja neraca dagang kita. Untungnya, kita tidak begitu bergantung terhadap perdagangan internasional dalam konteks perekonomian, sehingga dampak yang diberikannya pun saya kira relatif lebih kecil," kata Yusuf.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati begitu, sambung Yusuf, yang perlu diwaspadai adalah sektor keuangan. Sebab, perlambatan PMI dan potensi resesi yang bisa terjadi di negara-negara tersebut, volatilitas di pasar keuangan bisa menjadi lebih tinggi.
"Hal ini saya kira juga bisa mendorong terjadinya capital outflow dan pada muaranya ini juga akan berdampak terhadap pergerakan dari nilai tukar rupiah," ujarnya.
Menurut Yusuf, dalam konteks ini langkah mitigasi di sisi moneter menjadi penting.