Ancaman Resesi Dunia Tekan Harga Minyak

CNN Indonesia
Rabu, 10 Agu 2022 08:21 WIB
Harga minyak dunia turun tipis akibat tertekan kekhawatiran pasar atas resesi yang menghantui ekonomi dunia belakangan ini.
Harga minyak dunia turun tipis akibat tertekan kekhawatiran pasar atas resesi yang menghantui ekonomi dunia belakangan ini. (CNN Indonesia/Agus Triyono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia turun tipis pada penutupan perdagangan Selasa (9/8) sore waktu AS atau Rabu (10/8) pagi WIB karena turunnya permintaan seiring kekhawatiran atas munculnya ancaman resesi global.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 34 sen, atau 0,4 persen ke level US$96,31 per barel.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 26 sen, atau 0,3 persen ke level US$90,50 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga minyak awalnya bergerak lebih tinggi di tengah berita tentang ekspor minyak telah ditangguhkan pada pipa Rusia-ke-Eropa Druzhba yang transit di Ukraina. Pasalnya, pasar berekspektasi penutupan itu bakal memperketat pasokan.

Namun, harga berbalik arah karena duduk perkara yang menjadi penyebab gangguan pasokan minyak sudah terungkap. Karenanya, aliran diperkirakan akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang.

Ukraina menghentikan aliran minyak di pipa Druzhba ke beberapa bagian Eropa tengah karena sanksi Barat telah mencegah pembayaran dari Moskow untuk biaya transit.

Aliran di sepanjang rute selatan pipa Druzhba mempengaruhi suplai rute utara yang melayani Polandia. Sementara, Jerman tidak terganggu.

"Mempertimbangkan fakta bahwa bukan pihak Rusia yang menutup pipa, tetapi pihak Ukraina, itu akan menjadi situasi yang dapat diselesaikan lebih cepat," ungkap Direktur Energi Berjangka Mizuho Bob Yawger.

[Gambas:Video CNN]

Selain itu, harga minyak juga ditekan oleh pembicaraan tentang upaya terakhir negara-negara Eropa untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran.

Uni Eropa mengajukan teks final untuk menghidupkan kembali kesepakatan Iran 2015. Seorang pejabat senior Uni Eropa mengatakan keputusan akhir tentang proposal membutuhkan persetujuan AS dan Iran.

Pembicaraan terkait kesepakatan nuklir ini sebelumnya telah berlangsung selama berbulan-bulan. Namun, tak kunjung membuahkan hasil.

Ekspor minyak mentah Iran setidaknya menurun 1 juta barel per hari di bawah tingkat mereka pada 2018 ketika mantan Presiden AS Donald Trump keluar dari perjanjian nuklir.

(mrh/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER