China Pangkas Suku Bunga Acuan Demi Dongkrak Ekonomi

CNN Indonesia
Senin, 15 Agu 2022 13:00 WIB
Bank sentral China (People's Bank of China/ PBoC) memangkas suku bunga acuan pinjaman satu tahun 10 basis poin ke 2,75 persen pada Senin (15/8).
Bank sentral China (People's Bank of China/ PBoC) memangkas suku bunga acuan pinjaman satu tahun 10 basis poin ke 2,75 persen pada Senin (15/8). Ilustrasi. (istockphoto/ Rawpixel).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank sentral China (People's Bank of China/ PBoC) memangkas suku bunga acuan pinjaman satu tahun 10 basis poin dari 2,85 persen ke 2,75 persen pada Senin (15/8). Hal itu dilakukan untuk mengerek pertumbuhan ekonominya.

Bank sentral juga menyuntikkan tambahan 400 miliar yuan ($60 miliar) di pasar pinjaman setelah data pemerintah menunjukkan output pabrik Juli dan penjualan ritel melemah.

Dilansir Associated Press, Partai Komunis yang berkuasa mengakui bulan lalu bahwa mereka tidak dapat mencapai target pertumbuhan resmi 5,5 persen tahun ini. Ekonomi tertahan lantaran pembatasan aktivitas yang mengganggu perdagangan, manufaktur, dan belanja konsumen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bank sentral "tampaknya telah memutuskan sekarang memiliki masalah yang lebih mendesak," kata Julian Evans-Pritchard dari Capital Economics dalam sebuah laporan.

Perlambatan tersebut menambah hambatan politik bagi Xi Jinping, tetapi ia diperkirakan akan berhasil melanjutkan kepemimpinannya. Beberapa analis menyarankan dia mungkin terpaksa berkompromi dengan berbagi lebih banyak kekuatannya dengan para pemimpin partai lainnya.

Meskipun ada tekanan ke bawah pada pertumbuhan ekonomi, para pemimpin partai menegaskan komitmen mereka terhadap strategi "nol-covid" yang parah dalam sebuah pernyataan 29 Juli. Ini menurunkan referensi sebelumnya ke target pertumbuhan setelah ekonomi tumbuh hanya 2,5 persen pada paruh pertama tahun ini.

Data resmi menunjukkan output pabrik turun 0,1 persen pada Juli dari bulan sebelumnya. Penjualan ritel menyusut 0,4 persen dari Juni.

Pemotongan suku bunga terbaru dan uang ekstra untuk pinjaman relatif kecil dibandingkan dengan ekonomi China senilai US$17 triliun per tahun, terbesar kedua di dunia.

Namun, langkah tersebut secara luas dilihat sebagai sinyal kepada industri perbankan milik negara untuk meminjamkan lebih banyak dan memotong biaya untuk peminjam komersial.

Pada semester I 2022, penjualan ritel China turun 0,7 persen dari tahun sebelumnya setelah jatuh 11 persen pada April menyusul penutupan sementara Shanghai dan kota-kota lain.

[Gambas:Video CNN]



(sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER