Al Amoudi terkenal sebagai seorang yang hartawan yang dermawan. Ini dibuktikan dengan sejumlah amal yang dilakukannya.
Tercatat, ia merupakan salah satu donatur Yayasan William J. Clinton. Berdasar informasi yang berkembang, ia memberikan donasi antara US$5 juta sampai US$10 juta ke yayasan tersebut.
Al Amoudi juga memberikan sejumlah dana untuk mendukung pusat penelitian kanker payudara di Universitas King Abdulazis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bidang olah raga ia juga terkenal royal. Al Amoudi mensponsori Piala CECAFA, kompetisi piala sepak bola tertua di Afrika. Ia juga pernah menutupi biaya pengobatan salah satu pesepakbola paling terkenal di Ethiopia, Mengistu Worku sebelum kematiannya pada Desember 2010.
Pada 2011, ia menggelontorkan 100 juta birr Ethiopia untuk pembangunan stadion dan akses jalan di Mek'ele. Mengutup wawancara Forbes pada 2013 lalu, Al Amoudi mengatakan kedermawanan itu merupakan bentuk rasa sukurnya atas keberhasilan dan kesuksesan bisnis serta proyeknya selama ini.
"Saya cukup beruntung untuk mencapai banyak hal selama hidup saya dan mendapat manfaat dari dukungan komunitas lokal untuk proyek bisnis saya. Sebagai imbalannya, saya pikir sudah tepat jika saya memastikan bahwa masyarakat mendapat manfaat dari kesuksesan bisnis saya. Motivasi kebijakan publik adalah bahwa manfaat maksimal harus diberikan kepada sejumlah besar orang sambil tetap fokus pada hasil. Tuhan telah memberkati saya sehingga saya dapat bermurah hati dengan mereka yang membutuhkan," katanya.
Ia berharap langkahnya itu bisa mendorong orang kaya lain untuk menyisihkan pendapatan mereka membantu masyarakat.
Namun, di tengah kedermawanannya itu, Al Amoudibukan tidak pernah tertimpa masalah. Pada November 2017 lalu, ia bersama dengan lusinan pangeran dan ratusan pebisnis Arab ditahan di Hotel Ritz Carlton terkait tuduhan korupsi.
Penahanan itu sempat memicu kontroversi. Al Amoudidibebaskan setahun setelah penahanan tersebut tanpa proses hukum yang jelas.