
Jay dan Cerita Pendapatan Naik 3 Kali Lipat Usai Ikut Kartu Prakerja

Berapi-api, begitulah Muhammad Sudrajat Nugraha Nur saat bercerita soal manfaat Program Kartu Prakerja.
Maklum, lelaki yang biasa dipanggil dengan nama tenar Jay ini sudah merasakan manfaat besar dari program yang dilaksanakan pemerintah sejak 2020 lalu itu.
Lulusan SMK jurusan teknik alat berat di Bontang ini bercerita sebelum ada Program Kartu Prakerja, ia merupakan seorang karyawan sebuah perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang food and beverages.
Lihat Juga : |
Nah, di tengah kesibukannya sebagai karyawan itulah, ia mendapatkan kabar pemerintah akan melaksanakan Program Kartu Prakerja. Awalnya, ia merasa tak tertarik dengan program tersebut.
"Awalnya berpikir, apaan sih program ini, pelatihan model nonton video, di Youtube kan juga banyak," katanya kepada CNNIndonesia.com di Perumahan Griya Wisata Jl.Bengkirai Blok D No.7, Bontang Kuala pada Sabtu (1/10) kemarin.
Tapi, pikiran itu berubah tatkala ia melihat teman-temannya bercerita soal pelatihan digital marketing yang dilakukan dalam program tersebut. Penasaran, ia pun berselancar di dunia maya untuk mencari tahu mengenai program pelatihan yang ditawarkan Program Prakerja.
Dari pencarian itu, akhirnya ia dapat banyak informasi mengenai berbagai macam pelatihan dan insentif yang ditawarkan bagi siapa saja yang menjadi peserta Program Kartu Prakerja. Dari pencarian itu, ia dapat gambaran bahwa Program Kartu Prakerja menyediakan banyak pelatihan ketrampilan.
Termasuk, digital marketing, instagram marketing dan public speaking. Dari situlah, Jay tertarik untuk ikut Program Kartu Prakerja.
Waktu Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja membuka pendaftaran peserta gelombang ke-7, ia daftar dan langsung jebol diterima menjadi peserta program. Ada tiga pelatihan yang ia pilih; public speaking, digital marketing dan juga instagram marketing.
"Saya ambil pelatihan sampai selesai karena itu berkaitan dengan minat saya," katanya.
Berbekal keahlian yang ia dapat dari program itu, ia akhirnya memutuskan untuk keluar dari zona nyamannya. Jay kemudian memutuskan untuk mengundurkan diri dari kerjaannya dan banting setir menjadi seorang freelancer.
Ia membuka tiga agensi sendiri.
"Dua menawarkan jasa digital marketing dan satunya bergerak di bidang edukasi di bidang literasi digital," katanya.
Ia menawarkan jasa pemasaran digital ke UMKM yang berada di Kota Bontang dengan besaran tarif berkisar antara Rp500 ribu-Rp700 ribu per bulan.
Baru berjalan sebentar, usahanya sudah membuahkan hasil gemilang. Jay bercerita sudah berhasil menggaet 50 UMKM di Bontang dan 20 UMKM di Samarinda menjadi kliennya.
Berkat upayanya tersebut, penghasilan Jay melonjak. Ia tak bersedia menyebut berapa nominal penghasilannya sekarang. Yang pasti, katanya, angka penghasilannya sekarang ini sudah melonjak tiga kali lipat jika dibandingkan saat ia masih bekerja menjadi karyawan startup.
"Beda sekali income-nya. Bahkan kalau ramai sekali, pendapatan bisa berkali lipat dari UMP di Kota Bontang," katanya.
Tak hanya memberikan penghasilan besar, Jay bercerita upayanya tersebut juga berhasil menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Setidaknya hingga kini sudah ada 20 orang yang masuk ke dalam tim di tiga agensinya walaupun sifatnya pekerja lepas.
Segendang sepenarian dengan Jay, Dadang Haryadi juga mengatakan Program Kartu Prakerja memang memberikan manfaat besar. Lulusan D4 manajemen Transportasi Udara pada 2019 lalu itu bercerita berminat jadi peserta Kartu Prakerja karena ingin menambah keahliannya.
Sebagai seorang yang baru lulus kuliah, ia mengaku belum begitu percaya diri dalam mencari kerja. Selain itu, ia juga tertarik karena insentif yang ditawarkan.
Ia akhirnya memutuskan daftar jadi peserta Kartu Prakerja gelombang 3.
"Saya ambil pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), customer service sama digital marketing dan satunya produktivitas menggunakan microsoft office," katanya.
Ia kemudian menggunakan sertifikat pelatihan itu untuk melamar pekerjaan.
"Hasilnya saya langsung diterima di anak usaha Garuda Indonesia dan kemudian di Dinas Perhubungan Kalimantan Timur," katanya.
Direktur Kemitraan, Komunikasi dan Pengembangan Ekosistem Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Kurniasih Suditomo mengaku bangga dengan hasil dan manfaat yang dirasakan oleh para alumni peserta Kartu Prakerja tersebut.
Menurutnya, pengakuan tersebut membuktikan bahwa Kartu Prakerja memang memberikan manfaat besar. Terutama saat pandemi kemarin.
"Itu menunjukkan hasil. Terutama saat pandemi kemarin yang membuat semua orang dipaksa online. Kartu Prakerja memang banyak menolong orang yang kehilangan pekerjaan, menganggur atau bahkan sudah bekerja untuk meningkatkan skill mereka supaya bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik. Ada yang memang sudah bekerja, ada yang berhasil dalam berusaha dan memang ada yang belum berhasil juga itu memang ada," katanya.
Meskipun sudah memberikan manfaat besar, Direktur Pemantauan dan Evaluasi Manajamen Pelaksana Kartu Prakerja Cahyo Pribadi mengatakan masih ada tantangan yang perlu dipikirkan selanjutnya oleh manajemen.
Tantangan berkaitan dengan jumlah angkatan kerja di Indonesia yang berdasar data BPS saat ini tembus 144 juta orang. Pasalnya, dari jumlah itu, 83 persen di antaranya belum pernah menerima pelatihan kerja.
Padahal, dari jumlah angkatan kerja itu banyak di antaranya merupakan lulusan SMA dan 81 juta di antaranya bekerja di sektor informal.
Lihat Juga : |