Bahlil: RI 'Tikung' Vietnam Rebut Pembangunan Pabrik Pipa di Batang

CNN Indonesia
Senin, 03 Okt 2022 17:11 WIB
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut pembangunan pabrik pipa Wavin B.V di Batang merupakan hasil 'menelikung' Vietnam. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut pembangunan pabrik pipa di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, merupakan hasil Indonesia 'menelikung' Vietnam.

Wavin B.V, kata Bahlil, sebelumnya berencana berinvestasi membangun pabrik pipa di negara lain. Salah satu opsinya adalah Vietnam.

Namun, ia mengklaim berhasil merayu perusahaan berbasis di Belanda itu untuk memilih investasi di Indonesia.

"Kita rayu mereka. Tadinya mau ke negara lain, salah satunya Vietnam. Tapi kita kasih tawaran yang baik. Alhamdulillah, mereka bisa hadir untuk groundbreaking hari ini," imbuhnya dalam laporan pada prosesi peletakan batu pertama pabrik pipa Wavin, mengutip Antara, Senin (3/10).

Prosesi groundbreaking pabrik pipa itu diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hadir langsung di KIT Batang.

Wavin menggandeng juga perusahaan asal India, Obria, dan membangun pabrik pipa melalui PT Wavin Manufacturing Indonesia.

Ia menjelaskan nilai strategis investasi tersebut, yakni mengurangi impor, mengingat selama ini 80 persen pipa di Indonesia masih didatangkan lewat impor.

Wavin, lanjut Bahlil, juga melaporkan bahwa pabrik pipanya itu nanti akan menjadi salah satu fasilitas produksi terbesar mereka di dunia.

"Produksinya bukan hanya untuk penetrasi di Asia Tenggara dan Pasifik, tetapi juga akan diekspor ke Eropa," terang dia.

Bahlil menuturkan bahwa pabrik pipa tersebut diproyeksi selesai dibangun dan mulai beroperasi pada akhir tahun 2024 mendatang.

Menurut laporan Kementerian Investasi/BKPM pada 23 November 2020, komitmen investasi Wavin tercapai dalam pertemuan di Den Haag, Belanda, pada 11 November 2020.

Dalam laporan tersebut disebutkan pula nilai investasi Wavin di Indonesia sebesar US$125 juta (setara Rp1,9 triliun berdasarkan kurs 3 Oktober 2022) dengan proyeksi penyerapan 400-500 tenaga kerja secara langsung.



(bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK