OPEC+ Akan Pangkas Produksi Minyak 2 Juta Barel per Hari November
OPEC+ akan memangkas produksi minyak sampai dengan 2 juta barel per hari atau setara dengan 2 persen permintaan minyak global mulai November mendatang.
Pemangkasan terbesar sejak awal pandemi yang berpotensi menerbangkan harga minyak itu mereka putuskan dalam pertemuan Rabu (5/10)).
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari CNN.com, Rabu ini, OPEC+ menyatakan pemangkasan produksi dilakukan demi mengimbangi ketidakpastian ekonomi dan pasar minyak global.
Lihat Juga : |
Sebagai informasi, harga minyak global memang diwarnai ketidakpastian belakangan ini. Pada semester pertama tahun ini, harga minyak sempat melonjak ke level US$139 per barel.
Lonjakan terjadi akibat perang antara Rusia dengan Ukraina. Namun setelah itu, harga minyak dunia langsung ambruk.
Untuk minyak Brent misalnya, harga turun 20 persen sejak akhir Juni. Penurunan dipicu kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi dunia yang akan diterpa resesi akibat lonjakan inflasi belakangan ini.
Karena masalah itu, Presiden AS Joe Biden khawatir OPEC+ akan melakukan pemangkasan produksi minyak secara besar-besaran.
Karena kekhawatiran itu, menjelang pertemuan OPEC+ di Wina, Gedung Putih dan Biden mencoba untuk menahan lonjakan harga minyak dengan melobi Kuwait, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk menentang pemotongan produksi minyak tersebut.
Lobi mereka lakukan karena pemangkasan bisa menjadi bencana. Pasalnya, pemangkasan bisa menerbangkan harga minyak.
Kalau lonjakan itu terjadi, inflasi di AS akan tetap tinggi. Hal itu tentunya akan mendorong The Fed makin agresif menaikkan bunga acuan yang pada akhirnya bisa menekan pertumbuhan ekonomi AS.
"Penting bagi semua orang untuk menyadari pemangkasan itu bisa berdampak besar," kata seorang pejabat AS.