Sri Mulyani Ingatkan Menkeu G20: Tidak Boleh Abaikan Risiko Resesi

CNN Indonesia
Kamis, 13 Okt 2022 10:30 WIB
Menkeu Sri Mulyani mengingatkan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 untuk tidak mengabaikan risiko resesi.
Menkeu Sri Mulyani mengingatkan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 untuk tidak mengabaikan risiko resesi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 untuk tidak mengabaikan risiko resesi.

Hal tersebut disampaikan saat memberikan kata sambutan dalam acara 4th Finance Ministers and Central Bank Governor (FMCBG) Meeting' di Washington D.C., AS, Rabu (12/10), waktu setempat.

"Kita tidak boleh mengabaikan kemungkinan peningkatan risiko resesi," kata Ani, sapaan akrabnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kepemimpinan yang kuat dan tindakan kolektif dari negara G20 diperlukan untuk mengantisipasi ancaman tersebut.

Oleh karena itu, mengajak semua menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara anggota G20 untuk kompak mencari solusi dari keadaan ekonomi global yang runyam ini.

"Anda semua tahu, dari pertemuan kita sebelumnya bahwa saya benar-benar percaya G20 adalah sebuah harapan yang dapat membantu dunia menavigasi gelombang krisis yang kita hadapi," ujar Ani.

Ani optimistis G20 bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Ia bercermin dari keberhasilan G20 dalam merespons krisis keuangan global kala dihantam pandemi covid-19.

"Semua negara dengan sistem pengaruh ekonomi global harus terlibat dalam mencari solusi negara maju, menengah, dan juga berkembang," tegasnya.

Dana Moneter Internasional (IMF) dan sejumlah lembaga internasional memproyeksi resesi global akan terjadi pada 2023 mendatang.

IMF memperkirakan ekonomi global hanya tumbuh 3,2 persen pada tahun ini atawa turun nyaris separuh dari capaian tahun lalu sebesar 6,1 persen. Sementara tahun depan, diperkirakan hanya 2,9 persen.

Lembaga tersebut juga menyebut secara teknikal akan ada 31 dari 72 negara yang diproyeksikan mengalami resesi. Hal ini tertuang dalam laporan World Economic Outlook (WEO).

Hal ini terjadi karena kontraksi dalam PDB riil yang berlangsung selama setidaknya dua kuartal berturut-turut. Beberapa ekonom menyebutnya sebagai resesi teknis.

"Terlihat di beberapa titik selama 2022-2023. Ada sekitar 43 persen ekonomi negara dengan perkiraan data kuartalan mengalaminya (resesi), yakni 31 dari 72 negara, lebih dari sepertiga PDB dunia," tulis IMF.

Jika dibandingkan dengan proyeksi ekonomi yang dirilis IMF pada Juli lalu, angka itu meningkat cukup signifikan. IMF sebelumnya menjelaskan bahwa secara teknikal hanya ada sekitar 15 persen negara di dunia yang bakal jatuh ke jurang resesi.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER