Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menginstruksikan Bulog untuk memasok kebutuhan kedelai sampai pengujung tahun 2022 ini.
Zulhas, sapaan akrabnya, mengatakan upaya ini demi meringankan beban pengrajin tahu-tempe di tengah melambungnya harga kedelai dunia di pasar global.
Instruksinya ini bersamaan dengan permintaan agar Bulog memperkuat cadangan beras serta mengoptimalkan program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menugaskan Bulog untuk meneruskan program pemberian bantuan kedelai hingga Desember 2022 mendatang, juga jagung guna meringankan beban pengrajin tahu dan tempe," Zulhas dalam sambutannya di Rakorda Pemda DIY, Kamis (27/10).
Zulhas melanjutkan, naiknya harga komoditas termasuk kedelai di pasar global dipicu peningkatan aktivitas dan ekonomi masyarakat usai pandemi Covid-19 mereda.
"Dibandingkan sebelum pandemi, terjadi kenaikan signifikan pada harga dunia untuk gandum kedelai, sapi bakalan, gula," ujarnya.
Maka dari itu pula, lanjut Zulhas, kondisi komoditas secara domestik perlu dimonitor tanpa mengesampingkan kondisi pasar internasional.
"Mengingat sejumlah barang kebutuhan pokok masih tergantung dari pasokan impor," pungkasnya.
Zulhas sebelumnya mengklaim stok kedelai dalam negeri mencukupi dan aman hingga tiga bulan ke depan. Dia menegaskan, isu beredar bahwa kedelai akan ludes dalam waktu sepekan adalah berita bohong alias hoaks.
"Kedelai stoknya aman ya, aman. Sampai tiga bulan aman," ujarnya dikutip dari detikfinance, Selasa (25/10).
"Jadi ada yang bilang stoknya cuma seminggu. Itu hoax," lanjutnya.
Kendati demikian, Zulkifli mengakui memang harga kedelai saat ini masih tinggi. Sebab, stok yang ada saat ini diimpor saat harga global lagi tinggi-tingginya.
"Harga masih (tinggi), karena kan beli yang lalu Juli-Agustus. Nanti tiga bulan lagi sudah turun tapi kalau kurs naik, susah juga," jelasnya.
Kedelai di lain sisi juga sudah masuk ke dalam satu dari sebelas bahan pokok pangan yang dikuasai pengadaan, pengelolaan, dan penyalurannya oleh pemerintah demi mengantisipasi krisis pangan, lonjakan harga dan masalah lainnya.
Penguasaan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 125 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah. Dalam beleid yang diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 24 Oktober lalu tersebut, 11 bahan pangan itu adalah beras, jagung, kedelai, bawang, cabai, daging unggas, telur unggas, daging ruminansia, gula konsumsi, minyak goreng, dan ikan.
Penyelenggaraan cadangan pangan pemerintah atas 11 bahan pokok tersebut akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama akan dilakukan terhadap beras, jagung dan kedelai.
"Selain jenis pangan pokok tertentu sebagaimana dimaksud, Presiden dapat menetapkan jenis pangan pokok tertentu lainnya sebagai cadangan pangan pemerintah," kata Jokowi sebagaimana dikutip dari aturan tersebut, Kamis (27/10).
(kum/ain)