Konsumsi Produk Halal Umat Muslim Dunia Diproyeksi Rp43.400 T di 2025

CNN Indonesia
Kamis, 17 Nov 2022 18:53 WIB
Wakil Presiden RI Maruf Amin memproyeksi konsumsi produk halal umat muslim di dunia mencapai US$2,8 triliun atau setara Rp43.400 triliun pada 2025 mendatang. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Presiden RI Maruf Amin memproyeksi konsumsi produk halal umat muslim di dunia mencapai US$2,8 triliun atau setara Rp43.400 triliun pada 2025 mendatang.

Sepanjang tahun lalu saja, konsumsi produk halal umat muslim sudah menembus Rp31 ribu triliun.

"Sejumlah negara telah menikmati manfaat dan keuntungan dari volume perdagangan dan nilai transaksi produk halal antarnegara," imbuhnya dalam pembukaan Halal 20 (H20), Kamis (17/11).

Pada sektor makanan halal, sejumlah negara berhasil mengekspor makanan halal ke negara-negara yang tergabung dalam Organisas Kerja Sama Islam (OKI) dalam jumlah besar.

Misalnya, Brasil, yang membukukan nilai ekspor tertinggi hingga US$16,5 miliar. Disusul ekspor dari India sebesar US$15,35 miliar.

Melihat potensi ekonominya yang besar, Maruf menilai produk halal tidak lagi berlandaskan pada kepatuhan ajaran agama. Melainkan juga tren berdasarkan nilai-nilai filosofis baru.

"Seperti kesadaran akan kesehatan, kebersihan, keberlanjutan, kesejahteraan dan keseimbangan alam. Semuanya bermuara pada keyakinan akan pentingnya menciptakan masa depan yang kokoh dan berkelanjutan," terang Maruf.

Oleh karena itu, ia mendorong kerja sama internasional agar produk halal mampu meraih peluang di pasar global. Terlebih, ekonomi halal bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang kuat dan inklusif untuk membantu dunia pulih sejak pandemi.

"Saya yakin ekonomi halal akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang dapat diandalkan dan diperhitungkan dalam upaya untuk pulih bersama, secara kuat, dan inklusif," jelasnya.

Lebih jauh, ia mengamati saat ini ruang perdagangan produk halal semakin terbuka, sehingga potensi penguatan kerja sama pasar halal global makin besar.

Ma'ruf mengatakan MoU yang ditandatangani oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dengan sejumlah lembaga halal luar negeri adalah langkah awal yang baik.

"Jaminan produk halal tidak hanya soal sertifikasi, tetapi juga soal teknologi, sumber daya manusia, dan sarana prasarana. Untuk memastikan terwujudnya produk halal unggul, inovatif, dan berdaya saing, kerja sama pengembangan teknologi harus diperkuat, baik antarlembaga, maupun antarnegara," tegas Ma'ruf.



(cfd/bir)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK