Jaksa Korea Selatan menyebut Do Kwon, pencipta aset kripto Terra Luna, menjadi buronan dan bersembunyi di Serbia.
Mengutip CNN Business, Rabu (14/12), Do Kwon kabur dari tempat tinggalnya saat menjalankan platform blockchain Terraform Labs di Singapura. Ia kemudian lari ke Dubai hingga akhirnya terdeteksi di Serbia.
Juru bicara Kantor Kejaksaan Distrik Selatan Seoul mengatakan Do Kwon terdeteksi di Serbia sejak November lalu. Ia juga menyebut saat ini pihaknya sedang mencari bantuan dari pemerintah Serbia untuk menangkap dan mengekstradisi Do Kwon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Pada September lalu, Interpol menerbitkan status red notice kepada Do Kwon terkait dugaan penipuan.
Red notice interpol adalah seruan kepada penegak hukum di seluruh dunia agar mencegah seseorang untuk mendapatkan visa, membatasi perjalanan lintas batas, dan bisa menahan sementara seseorang yang menunggu ekstradisi, penyerahan, atau tindakan hukum serupa.
Kasus yang menyeret Do Kwon ini dipicu saat aset kripto Terra Luna hancur lebur dalam sepekan pada Mei 2022. Keruntuhan tersebut memicu kerugian lebih dari US$500 miliar.
Jaksa Korea Selatan lantas menuduh Kwon melakukan penipuan dan meminta Kementerian Luar Negeri Seoul untuk mencabut paspor pendiri aset kripto Terra Luna tersebut.
Namun, Kwon membantah dirinya kabur. Di lain sisi, Jaksa Korsel mengklaim memiliki bukti tidak langsung bahwa Kwon berusaha melarikan diri. Teka-teki keberadaan Kwon pun belum terpecahkan setelah Kepolisian Singapura mengatakan pria 31 tahun tersebut tidak berada di wilayah kekuasaan mereka.
"Saya 'tidak dalam pelarian' atau hal serupa. Untuk agensi mana pun yang telah menunjukkan minat untuk berkomunikasi, kami bekerja sama penuh dan tidak menyembunyikan apapun," ungkap Do Kwon membela diri dalam cuitannya di akun Twitter.
"Kami sedang dalam proses membela diri di berbagai yurisdiksi dan berharap bisa mengklarifikasi fakta selama beberapa bulan ke depan," imbuhnya.
Pusaran kasus Terra Luna ini membuat banyak investor kehilangan tabungan hidup mereka. Pihak berwenang Korea Selatan terus membuka banyak penyelidikan kriminal atas tragedi ini.