
Mogok Kerja, 300 Pekerja Amazon di Inggris Tuntut Kenaikan Gaji

Pekerja gudang dari perusahaan e-commerce Amazon di Inggris mogok kerja sebagai bentuk protes kenaikan gaji yang hanya 5 persen, pada Rabu (25/1) waktu setempat.
Sekitar 300 dari 1.000 pekerja Amazon di gudang Coventry menilai kenaikan gaji 5 persen tidak sebanding dengan tingginya biaya hidup. Apalagi makanan dan energi melonjak di Inggris Raya. Hal ini mendorong harga konsumen naik 10,5 persen dalam 12 bulan hingga Desember tahun lalu.
Mengutip CNN Business, Kamis (26/1), Amazon hanya menaikkan upah per jam untuk pekerja di Coventry menjadi 10,5 euro. Kendati, menurut Serikat Pekerja GMB, angka ini hanya sedikit lebih tinggi dari upah minimum yang ditetapkan yakni 10,42 euro.
Lihat Juga : |
Sementara, para pekerja meminta Amazon menaikkan gaji menjadi 15 euro per jam, sesuai dengan upah karyawan Amazon di AS.
Gaji awal untuk pekerja gudang Amazon di AS rata-rata lebih dari US$19 per jam setelah kenaikan terakhir perusahaan pada September 2022 lalu.
"Setelah enam bulan mengabaikan semua permintaan untuk mendengarkan kekhawatiran pekerja, GMB mendesak bos Amazon Inggris untuk melakukan hal yang benar dan memberi pekerja kenaikan gaji yang layak," kata Senior GMB Stuart Richards.
Sementara itu, salah satu juru bicara Amazon menilai pihaknya telah menawarkan kenaikan upah menjadi 10,5 hingga 11,4 euro sudah cukup kompetitif.
Apalagi, karyawan juga ditawari tunjangan, asuransi kesehatan, makanan bersubsidi, dan diskon.
Di sisi lain, Amazon juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 18 ribu karyawan yang tersebar di Amerika Serikat, Kanada, dan Kosta Rika pada Rabu (18/1) lalu.
Dilansir dari Reuters, PHK besar-besaran itu dipublikasikan melalui sebuah memo yang dikirimkan kepada seluruh karyawannya.
Sementara, menurut Undang-undang Ketenagakerjaan AS, perusahaan diwajibkan memberi tahu karyawan yang di-PHK 60 hari sebelum pemutusan kerja.
Berdasarkan situs Worker Adjustment and Retraining Notification (WARN), Amazon memberhentikan 2.300 karyawan di Seattle dan Bellevue, AS.
Kepala Eksekutif Amazon.com Andy Jassy mengatakan awal Januari dilakukan pemangkasan sekitar 6 persen dari total 300 ribu karyawan Amazon.
Ia menjelaskan sebagian besar yang terdampak PHK adalah karyawan dari divisi e-commerce dan sumber daya manusia.