Astera cukup lama mengemban tugas sebagai Dirjen Perimbangan Keuangan dan sejak tahun lalu sampai saat ini ditugaskan sebagai Dirjen Perbendaharaan Negara.
Pada 2019, harta Astera tercatat Rp12.727.826.275 dan pada 2020 naik menjadi Rp15.672.405.833. Kemudian, pada 2021 naik lagi sekitar Rp2 miliar menjadi Rp17.252.541.555.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Luky menjabat sebagai Dirjen Perimbangan Keuangan sejak 2022 menggantikan Astera Primantho yang menjadi Dirjen Perbendaharaan.
Sebelumnya, ia menduduki posisi sebagai Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (PPR). Pada 2019, harta dan kekayaan Luky tercatat Rp12.892.763.988. Kemudian naik sekitar Rp5 miliar menjadi Rp17.934.635.720 pada akhir 2020.
Lalu, hartanya naik lagi sekitar Rp5 miliar juga menjadi Rp23.604.824.315 pada akhir 2021.
Febrio adalah pejabat baru di lingkungan Kementerian Keuangan. Ia baru bergabung pada 2020 lalu menjadi Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menggantikan Suahasil Nazara yang didapuk menjadi Wakil Menteri Keuangan.
Pada 2020 lalu, saat bergabung dengan Kemenkeu, harta dan kekayaan Febrio per 25 Oktober 2020 tercatat sebesar Rp1.122.633.384. Lalu dalam dua bulan naik drastis menjadi Rp2.674.275.786 per akhir Desember 2020.
Kemudian, pada akhir 2021 harta dan kekayaannya naik lagi menjadi Rp3.984.236.477.
Suminto saat ini menjabat sebagai Dirjen PPR sejak tahun lalu. Sebelumnya ia adalah Staf Ahli Menkeu.
Pada 2019, harta dan kekayaan Suminto tercatat Rp2.243.578.152. Lalu pada 2020 naik menjadi Rp3.388.503.047 dan pada akhir 2021 menjadi Rp5.367.494.440.
Awan saat ini menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kemenkeu setelah dilantik pada Agustus 2021 menggantikan Sumiati yang saat ini memasuki masa pensiun.
Sebelumnya, Awan menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak yang dilantik sejak 2016 silam.
Pada 2019 lalu, harta dan kekayaan Awan tercatat sebesar Rp12.338.784.476. Lalu pada 2020 naik menjadi Rp14.459.494.921, dan pada akhir 2021 menjadi Rp16.354.714.950.