Depak Dolar AS, Yuan Jadi Mata Uang Penguasa Transaksi Dunia

CNN Indonesia
Kamis, 27 Apr 2023 18:02 WIB
Yuan China akhirnya mendepak dolar AS sebagai mata uang yang paling banyak digunakan untuk transaksi lintas negara pada Maret 2023. (Istockphoto/Dilok Klaisataporn)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mata uang China, yuan, akhirnya berhasil mendepak dolar AS sebagai mata uang yang paling banyak digunakan untuk transaksi lintas negara (cross-border) pada Maret 2023.

Hal ini kian mencerminkan upaya Negeri Tirai Bambu untuk menginternasionalkan penggunaan yuan berbuah manis.

Dilansir dari Reuters, data Administrasi Valuta Asing Negara mencatat pembayaran dan penerimaan lintas negara dalam yuan naik ke rekor US$549,9 miliar pada Maret ini. Angka ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya, yang hanya US$434,5 miliar.

Kini, Yuan menguasai 48,4 persen penggunaan mata uang yang digunakan dalam transaksi global. Sementara itu, dolar AS harus puas dengan porsi penguasaan sebesar 46,7 persen. Adapun volume transaksi lintas negara ini mencakup rekening giro dan modal.

China telah lama mempromosikan penggunaan yuan dalam perdagangan lintas negara sebagai bagian dari upaya internasionalisasi penggunaan mata uangnya.

Data Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) menunjukkan pangsa yuan dalam transaksi mata uang global untuk pembiayaan perdagangan naik menjadi 4,5 persen pada Maret lalu. Sedangkan, dolar AS menyumbang 83,71 persen.

Negara terbaru yang memilih yuan sebagai alat transaksi lintas negara adalah Argentina. Negara tersebut berkomitmen mulai membayar impor dari China menggunakan yuan alih-alih dolar AS.

Pada April ini, Argentina berencana membayar US$1 miliar nilai impor China dengan yuan. Selanjutnya, sekitar US$790 juta impor bulanan juga akan dibayar dengan yuan. Menteri Ekonomi Argentina Sergio Massa mengatakan keputusan tersebut bertujuan untuk meringankan arus keluar dolar.

Keputusan tersebut juga diambil saat negara Amerika Selatan itu berjuang melawan tingkat kritis dalam cadangan dolarnya, di tengah penurunan tajam ekspor pertanian karena kekeringan. Pemicu lainnya, ketidakpastian politik menjelang pemilu tahun ini.

Pada November tahun lalu, Argentina memperluas pertukaran mata uang dengan China sebesar US$5 miliar. Hal ini sebagai upaya memperkuat cadangan devisa Argentina.

(mrh/pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK