Jakarta, CNN Indonesia --
Berbagai kegiatan atau acara besar sudah dilakukan seiring berakhirnya pandemi covid-19. Tak hanya pertandingan olahraga atau konser musik band lokal, penyanyi luar negeri pun sudah mulai melakukan konser besar-besaran di Indonesia.
Beberapa diantaranya adalah konser boyband dan girl group asal Korea Selatan, NCT Dream dan Blackpink. Terbaru dan paling dinantikan adalah grup musik Coldplay yang bakal manggung di Stadion Utama GBK, Jakarta pada 15 November mendatang.
Meski penyelenggaraan konser grup musik asal Inggris ini di Indonesia masih lama, tapi antusias masyarakat sudah sangat tinggi. Pasalnya, ini pertama kalinya Coldplay mengadakan konser di Indonesia sejak dibentuk pada 1996 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu seberapa besar dampak ekonomi penyelenggaraan konser besar luar negeri seperti Blackpink dan Coldplay ke Indonesia?
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira melihat dampak ekonomi dari penyelenggaraan konser musik internasional ke Indonesia tak terlalu besar. Terlebih, kegiatan ini menjadi bagian sub sektor ekonomi kreatif.
"Ekonomi kreatif kontribusinya ke PDB (Produk Domestik Bruto) hanya 6,98 persen. Berarti konser atau pertunjukkan musik yang hanya bagian dari itu, dampaknya relatif kecil karena di bawahnya," kata Bhima kepada CNN Indonesia.com, Rabu (10/5).
Menurut Bhima, gelaran konser band internasional akan memberikan dampak setidaknya terhadap konsumsi masyarakat kelas menengah atas. Hal ini melihat harga tiketnya yang tidak murah.
"Ada efek pasca pandemi pengeluaran rekreasi masyarakat meningkat bahkan bisa lebih tinggi dari sebelum pandemi termasuk acara konser musik. Masyarakat bosan selama pandemi sehingga setelah mobilitas longgar, langsung mengeluarkan belanja rekreasi," jelasnya.
Kendati, memang keuntungannya hanya akan terbagi di beberapa sektor saja, misalnya perhotelan, UMKM sekitar, dan penjual souvenir. Tapi keuntungan yang didapatkan sektor tersebut juga tergantung penyanyi yang didatangkan.
"Angkanya variatif tapi bisa sampai pendapatan total puluhan miliar per konser kalau artis yang tampil papan atas seperti Coldplay," jelasnya.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Batu Loncatan Promosi Indonesia
Senada, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita menilai dampak ekonomi dari konser penyanyi internasional ke dalam negeri tidaklah besar. Meski memang beberapa sektor industri bakal mendapatkan keuntungan, tapi tak sebesar yang diperkirakan.
"Sebenarnya potensi ekonomi konser penyanyi atau band Internasional secara matematis ekonomi tidaklah terlalu besar. Imbas turunannya ke tingkat hunian hotel, penjualan merchandise dan produk UMKM dan lainnya juga secara nominal tidaklah terlalu besar," ujarnya.
Kendati demikian, penyelenggaraan konser ini bisa menjadi batu loncatan bagi Indonesia untuk dikenal oleh masyarakat dunia. Apalagi, Coldplay memiliki penggemar dari berbagai belahan dunia yang sudah pasti sangat memperhatikan negara mana saja yang bakal disinggahi band kesayangannya.
"Hanya saja, konser-konser semacam ini sangat bagus sebagai instrumen untuk branding, terutama city branding, seperti Jakarta. Apalagi band sekelas Coldplay, yang konon mirip dengan grup band U2 punya kriteria tertentu atas kota-kota atau negara yang ingin mereka singgahi," jelasnya.
Tentu saja, dengan masuknya Jakarta pada daftar negara disinggahi, akan membuat banyak yang mengenal dan bisa jadi menjadi sinyal bagi penyanyi internasional lainnya mengadakan konser di Jakarta.
"Jadi jika Coldplay bersedia konser di Indonesia, tepatnya Jakarta, akan membuat Jakarta dipersepsi sejajar dengan kota-kota besar lainya yang pernah disinggahi oleh Coldplay, seperti Sao Paulo, di mana Coldplay belum lama ini main," imbuh Ronny.
Melihat hal itu, ia melihat dampak gelaran konser akbar ini ke depannya bisa memberikan hasil positif, seperti ke sektor pariwisata.
"Konser semacam ini akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan citra dan meningkatkan awareness publik Internasional atas Indonesia dan Jakarta. Pada ujungnya akan positif untuk sektor pariwisata dan investasi," jelasnya.
Namun, Ronny menilai dukungan pemerintah ke penyelenggaraan konser internasional ini belum optimal. Sebab, selama ini masih fokus pada penyelenggaraan event bilateral.
Karenanya, ia berharap ke depannya pemerintah bisa mendukung konser besar seperti ini dengan maksimal. Sebab, ada banyak sisi positif yang bisa diambil ke depannya.
[Gambas:Photo CNN]
"Biasanya konser internasional sekelas Coldplay juga bisa mendatangkan turis langsung, minimal dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia," tuturnya.
Coldplay mengumumkan secara resmi bakal konser di Jakarta pada 15 November 2023. Tanggal penjualan awal tiket konser (pre-sale) pun sudah diumumkan oleh pihak promotor, PK Entertainment, yakni pada 17-19 Mei mendatang.
Ini adalah kali pertama band Inggris tersebut menggelar hajat di Indonesia. Konser yang jadi bagian tur dunia Music of the Spheres World Tour itu akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
[Gambas:Video CNN]