Pengamat menilai ekonomi Turki bakal lesu jika calon petahana Recep Tayyip Erdogan menang lagi jadi presiden di putaran kedua pemilu nanti.
Head of Emerging Market Local Currency Debt Abrdn Kieran Curtis menyebut kecilnya peluang penantang Erdogan, Kemal Kilicdaroglu, untuk menang. Dengan begitu, tidak akan ada perubahan kebijakan yang berarti di Turki.
"Harapan sudah mati. Jadi kita kembali ke posisi semula dan itu berarti cadangan devisa akan terus terkuras sampai kita memiliki serangkaian kebijakan ekonomi yang masuk akal," katanya jika Erdogan menang lagi, dikutip dari Reuters, Selasa (16/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertanyaan utama warga Turki adalah bagaimana kebijakan ekonomi ke depan jika Erdogan kembali menjadi presiden.
Warga menyebut manuver sang petahana bakal membawa ekonomi Turki semakin tidak konvensional.
Sementara itu, pemilu Turki yang masuk putaran kedua membawa reaksi pasar yang kurang baik. Lira Turki terpantau turun ke level terendah dalam 2 bulan terakhir pada awal pekan ini.
Anjloknya lira diikuti dengan penurunan lain di saham perbankan dan obligasi pemerintah. Sementara itu, pengelola uang internasional berbondong-bondong menjual obligasi yang didominasi lira dan memangkas kepemilikan ekuitas mereka.
"Lima tahun ke depan kemungkinan akan cukup sulit bagi Turki," kata Head of Emerging Markets Corporate Debt di Barings Omotunde Lawal.
"Ada risiko pemerintah mengambil langkah-langkah seperti membatasi transaksi FX untuk individu atau perusahaan saat mereka mencoba mengendalikan nilai tukar," sambungnya.
Di lain sisi, putaran kedua pemilu Turki bakal dihelat 28 Mei mendatang.