Freddy mengatakan pulau-pulau terluar Indonesia memang rawan. Ia mengklaim ada beberapa pulau yang belum didatangi Pemerintah Indonesia, tetapi sudah dikunjungi orang-orang asing.
Pulau Nipah terletak di Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam. Nipah adalah bagian dari gugusan pulau yang berada di bagian terluar Indonesia, di mana berbatasan di sebelah utara Singapura.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2004 lalu mengatakan pulau tak berpenghuni itu hampir tenggelam. Dari luas area sekitar 60 hektare saat air surut, hanya tinggal seonggok tanah tersisa tidak lebih dari 90x50 meter saat air pasang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soenarno yang saat itu menjabat sebagai Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah meninjau langsung Pulau Nipah yang berjarak 4,8 mil barat laut dari Pulau Batam itu. Ia menyebut butuh 2 juta kubik pasir untuk mereklamasi pulau tersebut.
"Paling tidak dibutuhkan dana Rp100 miliar untuk mereklamasi 60 hektare pulau ini," kata Soenarno dalam kunjungan bersama Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri saat itu.
Konservasi dan reklamasi Pulau Nipah digarap sejak April 2004, di mana perencanaannya dilaksanakan oleh PT Virama Karya dan pekerjaan fisiknya dilakukan secara joint operation oleh PT Hutama Karya dan PT Brantas.
Pada 2007 lalu, Denny Novendy yang masih berstatus Laksamana Pertama TNI dan menjabat Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Kawasan Barat RI mengatakan wilayah Indonesia semakin sempit imbas ekspor pasir laut. Ia mengamini bahwa banyak pulau yang hilang.
"Semakin maju (luas) daratan Singapura, maka perhitungan perairannya pun menjadi maju. Wilayah perairan RI pun menjadi mundur. Sudah banyak pulau yang hilang kala air laut pasang," ujar Denny saat itu.
Berdasarkan data Pemerintah Singapura, lahan negara itu meluas hingga 2,7 kilometer persegi selama 2018. Perluasan itu bahkan menjadi yang terbesar selama satu dekade terakhir.
Singapura memang terkenal dengan metode reklamasi menggunakan pasir laut untuk mengekspansi luas negaranya. Pada 2019, setidaknya Negeri Singa sudah meluas lebih dari seperempat luas awal menjadi 720 kilometer persegi, di mana sebagian besar pertumbuhan terjadi sejak kemerdekaan pada 1965.
Namun, biaya reklamasi diklaim makin mahal karena perpindahan ke perairan yang lebih dalam. Di lain sisi, negara-negara yang menjual pasir ke Singapura telah menghentikan ekspor karena masalah lingkungan.