Sama dengan di Indonesia, operasi pinjol di sejumlah negara juga tak luput dari masalah, termasuk bunuh diri peminjam.
Lihat saja, pada 13 September 2023 lalu satu keluarga di Kadamakkudy, India diduga bunuh diri setelah diteror penagih utang pinjol.
Dilansir dari Mathrubhumi.com, terduga korban itu adalah Nijo (39) dan istrinya Shilpa (29). Polisi mengatakan pasangan tersebut terlebih dahulu meracuni kedua anaknya yang bernama Abel (7) dan Aaron (5) sebelum gantung diri di rumahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi awalnya menduga beban keuangan menjadi alasan di balik bunuh diri tersebut. Namun, pesan ancaman dari pinjol diketahui menjadi penyebab bunuh diri tersebut.
Kerabat korban menerima pesan WhatsApp yang menyatakan bahwa Shilpa telah mengambil pinjaman sebesar 9.000 rupee dari aplikasi online dan meminta mereka untuk segera membayarnya.
Teror dari pinjol itu berupa ancaman penyebarluasan foto Shilpa yang sudah diedit menjadi vulgar jika keluarga tak lekas membayar utang.
Masih di negara yang sama, Juli lalu seorang nasabah pinjol bernama Rajesh Kumar diduga bunuh diri setelah diancam oleh agen pinjol.
Teror pinjol ini pun serupa, pihak pinjol mengancam akan menyebarkan foto telanjang warga asal Tamil Nadu itu jika tak lekas membayar bunga yang selangit.
Dilansir dari India Today, Rajesh telah meminjam sejumlah uang melalui aplikasi online dengan mengklik tautan di Instagram dan telah membayar uang tersebut setahun yang lalu.
Namun, beberapa orang, yang menyebut diri mereka perwakilan aplikasi tersebut, mengatakan kepadanya bahwa Rajesh masih harus membayar kembali sejumlah bunga.
Mereka telah menghubungi Rajesh dan membagikan foto telanjang dirinya melalui WhatsApp dan mengancam akan meneruskannya ke orang-orang di kontaknya.
Karena takut dipermalukan, korban pun memilih mengakhiri hidupnya.
Pada awal Juli lalu, seorang mahasiswa teknik di Karnataka, India bernama Tejas Nair (22) juga bunuh diri setelah diteror penagih utang pinjol.
Ia mengakhiri hidupnya setelah tak mampu membayar pinjaman yang dia ambil dari aplikasi seluler online asal China, Slice and Kiss.
Sebelum bunuh diri, Tejas diduga disiksa oleh penagih utang dari pinjol yang ia pinjami uang tersebut.
Ayah korban mengatakan Tejas terpaksa meminjam uang kepada pinjol karena harus melunasi utang pada kerabatnya. Tejas meminjam sebesar 30 ribu rupee pada pinjol.
Termasuk bunga dan denda keterlambatan, Tejas harus membayar kembali sekitar 45 ribu rupee. Agen dari aplikasi tersebut diduga mulai memeras dan mengancam akan membeberkan foto-foto intim Tejas, jika ia gagal membayar kembali pinjamannya.
Sebuah catatan bunuh diri ditemukan setelah Tejas meninggal; surat itu berbunyi: "Maaf ayah dan ibu atas apapun yang kulakukan tapi aku tidak punya pilihan lain selain ini. Saya tidak mampu membayar pinjaman lain yang ada atas nama saya dan ini adalah keputusan akhir saya. Selamat tinggal...".
Hal tak jauh berbeda juga terjadi di Filipina. Para penagih utang pinjol mempermalukan, melanggar privasi, dan mengancam membunuh nasabah yang tak kunjung membayar.
Mina (26), seorang pegawai pemerintah di Bicol, menonaktifkan akun Facebooknya dan mengubah nomor teleponnya pada awal 2022 setelah diteror penagih utang pinjol, SunCash.
Aplikasi pinjol itu meretas ponselnya, sehingga Mina mengirim SMS kepada sejumlah orang tanpa ia sadari.
Adapun isi SMS itu adalah informasi bahwa Mina telah meminjam sejumlah uang kepada pinjol yang bersangkutan dan belum membayar tepat waktu.
Utang Mina di pinjol menumpuk hingga 100.000 peso Filipina.
Mina sebenarnya merasa malu akan SMS itu. Pasalnya, banyak rekan di kantornya yang menanyakan hal tersebut kepada dirinya.
Awalnya, Mina tetap tenang dan pura-pura tidak tahu. Namun, ketika dia tiba di rumah, dia menangis sendirian. Mina menangis sepanjang malam.
"Saya terus menangis dan berdoa. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya tidak bisa makan. Saya mengaku di grup chat kantor, 'Maaf teman-teman, saya berbohong. Saya tidak ingin menimbulkan keributan di di kantor. Semakin kamu menghiburku, semakin aku merasa tidak enak badan'" kata Mina seperti dikutip dari Philippine Center for Investigative Journalism.
Mina pun akhirnya melunasi utangnya kepada pinjol setelah menjual laptop, sofa dan bantuan dari sang kakak. Namun, gangguan terus berlanjut.
Ia lantas mencari tahu tentang pinjol dan menemukan grup korban di Facebook. Mina menyadari dia tidak sendirian. Faktanya, orang lain mempunyai pengalaman yang lebih buruk.
"Saya mengetahui bahwa mereka (para korban) mengalami banyak hal. Saat saya mengirim SMS ke kontak saya, saya merasa trauma. Namun ada juga yang mendapat ancaman pembunuhan. Mereka diberitahu, 'Saya akan membunuhmu! Aku akan memenggal kepalamu'" ucap Mina.
Salah satu korban pinjol yang mengalami perlakuan lebih buruk dari Mina adalah Chel (36). Ibu lima orang anak asal Taguig, Filipina itu menerima makian, hinaan, dan bahkan ancaman pemerkosaan dan pembunuhan pada Maret 2022 lalu.
Hal itu terjadi setelah dirinya telah membayar utang dari pinjol, Kuya Loan. Chel meminjam 3.500 peso Filipina pada aplikasi tersebut.
Teror pinjol kepada Chel tak berhenti sampai di situ. Pihak pinjol juga mengirim pesan kepada kerabat Chel dan mengatakan bahwa Chel ada seorang penipu.
"Untuk jumlah sekecil itu, mereka (pinjol) harus mengancam nyawa seseorang? Saya stres," kata Chel.
![]() Disclaimer kesehatan mental |