Tangguh di Tengah Krisis, Kemenkeu Dorong UKM Tembus Pasar Ekspor

*** | CNN Indonesia
Kamis, 09 Nov 2023 00:00 WIB
Krisis ekonomi global 1997/1998 telah meluluhlantakkan perekonomian Indonesia
Foto: adv kemenkeu
Jakarta, CNN Indonesia --

Krisis ekonomi global 1997/1998 telah meluluhlantakkan perekonomian Indonesia. Namun, dalam buku 'Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia', Tulus Tambunan menyebutkan ada satu sektor yang mampu bertahan dari badai krisis tersebut, yakni Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Maka dari itu, pemerintah perlu mendorong pengembangan dan penguatan sektor UMKM sebagai motor ekonomi rakyat dan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.

Sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memainkan peran penting dalam penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan diversifikasi ekonomi negara.

Pemerintah berfokus pada program-program yang mendukung UMKM, baik yang telah dilaksanakan pada masa pandemi maupun program baru yang bersifatsustainable. Kebangkitan sektor UMKM diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Di lain sisi, APBN 2024 berperan sebagai instrumen penting untuk mendukung berbagai agenda pembangunan, termasuk akselerator pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang salah satunya dengan mendorong ekspor.

Peningkatan ekspor UKM adalah salah satu contoh nyata bagaimana pemerintah menggunakan APBN 2024 untuk menyediakan sumber daya finansial kepada UKM.

Dengan peran yang efektif dalam alokasi sumber daya APBN untuk mendorong ekspor UKM, pemerintah berpotensi menciptakan dampak positif yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, dan membantu UKM berkembang serta bersaing di pasar global yang semakin kompleks.

Untuk itu, guna menggerakkan roda ekspor yang lebih besar, pemerintah akan terus melanjutkan program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) untuk dimanfaatkan pelaku usaha berorientasi ekspor.

"Program PKE UKM merupakan bentuk kehadiran negara melalui Kementerian Keuangan RI yang diberikan kepada LPEI sebagai bentuk dukungan APBN kepada para pelaku usaha berorientasi ekspor," jelas Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi.

"Dengan PKE UKM, UKM berorientasi ekspor memiliki akses yang lebih mudah ke pembiayaan, penjaminan, asuransi ekspor, dan jasa konsultasi," imbuhnya.

Sejak 2021 hingga September 2023 dukungan APBN melalui program PKE UKM telah mencapai Rp924 miliar yang dimanfaatkan oleh lebih dari 120 pelaku UKM pada lebih dari 30 produk ke lebih dari 40 negara tujuan ekspor.

Untuk 2024, program ini akan terus berlanjut dan diharapkan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Dirancang khusus untuk mendukung UKM berorientasi ekspor, program PKE UKM dapat membantu mengatasi hambatan permodalan yang kerap menjadi hambatan utama UKM. Sehingga, ke depan para pelaku UKM terus memiliki daya saing pada pasar internasional dan menjadi bagian dari rantai pasok global (global value chain).

Salah satu pelaku UKM berorientasi ekspor yang merasakan manfaat PKE UKM hingga berhasil masuk ke pasar ekspor adalah Astin Atsna, pemilik CV Hugo Inovasi.

Berawal dari pengusaha konstruksi, Astin kini beralih menjadi eksportir gula kelapa. Perjalanan bisnis itulah yang kini dilalui oleh sosok perempuan tangguh ini untuk merintis bisnis di bidang produksi kelapa organik pada 2019.

Pengalaman Astin di industri gula kelapa dimulai sejak 2012, ketika dia mulai memberikan pendampingan kepada para petani gula kelapa lokal. Dia meningkatkan kompetensi para petani gula kelapa agar mereka dapat meningkatkan produksi dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan mereka.

Seiring berjalannya waktu, Astin melihat peluang bisnis yang lebih baik. Dia menyadari bahwa gula kelapa tidak hanya dapat memenuhi pasar lokal, namun juga berpotensi menembus pasar ekspor.

Dari pengalaman pendampingan tersebut, ia akhirnya mendirikan CV Hugo Inovasi pada tahun 2019 dengan tujuan melakukan ekspor perdana.

"Saat ini, kami melakukan pendampingan kepada sekitar 1.000 petani binaan, memberikan dukungan berupa pelatihan, penyediaan alat-alat produksi, dengan harapan petani dapat diversifikasi produk, meningkatkan kuantitas dan kualitas produk," katanya.

Pendampingan yang dilakukan Astin telah memberikan hasil yang sangat positif. Petani yang tadinya hanya menghasilkan barang mentah berupa nira, kini juga mampu menghasilkan produk bernilai tambah seperti gula cetak, gula cair dan gula kristal.

Untuk dapat sukses menembus pasar ekspor, Astin selalu memperhatikan kualitas produknya. Dia telah membangun sistem quality control yang bertugas untuk menjaga kualitas produk.

Ia sendiri turun langsung memantau kondisi produk di tingkat petani dan melakukan pendampingan yang diperlukan untuk memastikan kualitas produk tetap terjaga.

"Selain memberikan pendampingan, kami melakukan pertemuan secara berkala untuk berbagi pengetahuan dan wawasan dengan petani untuk menjaga kualitas produk," sebutnya.

"Pendampingan yang kami lakukan juga ternyata dapat meningkatkan pendapatan petani gula kelapa hingga 30 persen," lanjut dia.

Hasilnya, produk gula kelapa buatannya sangat diminati oleh pasar internasional. Produk asal Banyumas ini telah menembus 10 negara seperti Amerika Serikat, Spanyol, Ghana, Inggris, Arab Saudi, Bahrain, Singapura, Korea Selatan, Hong Kong, Malaysia, dan Australia.

Hingga saat ini, lebih dari 90 persen penjualan CV Hugo Inovasi berasal dari ekspor. Menurut Astin, keberhasilan ini tidak lepas dari kecermatan dalam melihat peluang bisnis, kerja keras, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak.

Salah satunya adalah memanfaatkan pembiayaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui program PKE untuk mendukung sektor Usaha Kecil dan Menengah Berorientasi Ekspor.

Pembiayaan dari LPEI digunakan sebagai modal kerja untuk memenuhi permintaan buyer dari luar negeri serta meningkatkan kapasitas produksi mereka.

"Kehadiran LPEI di tengah-tengah pelaku UKM seperti kami ini sangat membantu. Selain mendapatkan pembiayaan dari LPEI, kami juga dapat berkonsultasi misalnya bagaimana dalam menyusun laporan keuangan yang baik," ujar Astin.

Ia berharap dukungan yang diberikan LPEI ini dapat meningkatkan kapasitas usaha, memperluas akses pasar, sehingga upayanya untuk terus merangkul lebih banyak petani lokal dapat terus berlangsung serta kesejahteraan mereka dapat terus meningkat.

(***/***)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER