Huang Zheng alias Colin Huang adalah salah satu konglomerat papan atas di China. Sebagian besar pundi hartanya berasal dari salah satu raksasa e-commerce Negeri Tirai Bambu, Pinduoduo.
Per Jumat (8/12), Forbes mencatat total hartanya mencapai US$49,4 miliar atau sekitar Rp765,99 triliun (asumsi kurs Rp15.506 per dolar AS).
Berkat kekayaanya, Huang dinobatkan sebagai orang terkaya ke-3 di China oleh majalah bisnis internasional itu tahun ini. Di dunia, Huang bertengger di posisi ke-26.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas bagaimana kisah hidup Colin Huang?
Lihat Juga : |
Huang lahir di Hangzhou, Zheijang, China pada 1 Januari 1980. Ia dibesarkan oleh keluarga pekerja pabrik kelas menengah.
Sejak kecil, Huang sangat pintar matematika. Bahkan, ia pernah memenangkan medali emas Olimpiade Matematika yang membuatnya diundang untuk menempuh pendidikan menengah di salah satu sekolah elit di kotanya, Hangzhou Foreign Language School.
Di sekolah itu, Huang berkenalan dengan sesama murid cerdas dan siswa dari kalangan berada yang orang tuanya memiliki kekuasaan.
"Dibandingkan di sekolah lain, kamu berkenalan dengan budaya dan pengaruh barat lebih awal, dalam, dan jauh," kenang Huang dalam unggahan di akun WeChat yang dilansir dari SCMP.
Lihat Juga : |
Saat berusia 18 tahun, Huang belajar ilmu komputer di Universitas Zhejiang yang bergengsi. Ia juga terpilih sebagai salah satu mahasiswa yang mendapat dukungan dari Melton Foundation, yang didirikan oleh pendiri Verifone, Bill Melton.
Sembari kuliah, Huang juga sempat magang di kantor Microsoft di Beijing. Meski magang, dalam salah satu wawancaranya dengan Bloomberg, Huang mengaku gajinya saat itu lebih besar dari gaji ibunya.
Setelah meraih gelar sarjana, Huang melanjutkan pendidikan master ilmu komputer di Universitas Wisconsin, AS. Otaknya yang cemerlang mendapat perhatian dari profesornya. Ia pun mendapat rekomendasi untuk bisa bekerja di raksasa internet kala itu, Microsoft, Oracle, dan IBM.
Namun, pada 2004, Huang menjatuhkan pilihan pada Google yang saat itu baru melantai di bursa saham.
Lihat Juga : |
Pilihannya tepat. Selama tiga tahun Huang bekerja, saham perusahaan tersebut melonjak dari US$85 menjadi lebih dari US$500. Hal itu berbanding lurus dengan kondisi finansialnya..
Pada 2006, Huang mendapatkan mandat untuk melebarkan sayap Google ke China. Saat itu, Baidu mendominasi pasar mesin pencari di Negeri Tirai Bambu.
Kendati demikian, Huang merasa capek harus bolak-balik ke AS untuk meminta persetujuan dari pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin guna menyelesaikan seluruh urusan di China, termasuk urusan kecil.
Akhirnya, pada 2007, Huang memutuskan untuk keluar dari Google dan merintis usahanya sendiri dengan mendirikan Ouku, situs e-commerce barang elektronik dan peralatan rumah tangga.
Lihat Juga : |
Selang tiga tahun, Huang memutuskan untuk melepas Ouku dan mendirikan Leqi, yang membantu merek asing memasarkan toko mereka di platform e-commerce populer seperti Tmall dan JD.com.
Tak berapa lama, Huang mendirikan situs game role play, Xunmeng, yang menawarkan permainan dengan menampilkan karakter wanita berpakaian minim yang bisa bertarung bersama para pemainnya.
Bersambung ke halaman berikutnya..