Kepala Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri Brigjen (Pol.) Helfi Assegaf memerintahkan produsen menurunkan harga jual beras-beras yang terbukti oplosan.
Helfi mengatakan beras oplosan tetap dijual ke pasar untuk mencegah gangguan stok di pasaran. Namun, produsen harus menjualnya dengan harga sesuai kualitas beras.
"Kita sudah mengumpulkan para produsen yang sudah kami lakukan pemeriksaan dengan memerintahkan mereka melakukan penjualan atas produk tersebut disesuaikan dengan komposisi yang benar. Artinya apa? Menurunkan harga," ujar Helfi pada jumpa pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (24/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satgas Pangan menemukan beras yang mengandung beras pecah 15 persen dijual Rp16 ribu. Menurut Helfi, harga itu tidak sesuai ketentuan.
Dia berkata harga jual harus sesuai harga eceran tertinggi (HET) di masing-masing kelompok kualitas. Helfi mencontohkan beras yang mengandung beras pecah 15 persen dijual Rp12 ribu-Rp13 ribu.
"Bukan ditarik, tapi didistribusi, tetap dijual hanya harga yang kita turunkan sesuai dengan isi komposisi tersebut," ujarnya.
Helfi menyampaikan beberapa produsen sudah bersedia melakukan hal tersebut. Mereka sudah mengirim surat ke Satgas Pangan.
"Mereka ada yang sudah bersurat, ada yang sudah mungkin menyampaikan melalui media. Untuk masyarakat harganya harus disesuaikan dengan komposisi yang ada," ucapnya.
Sebelumnya, penemuan beras oplosan menjadi perhatian publik. Kementerian Pertanian menemukan 85 persen dari 268 sampel beras di provinsi tidak sesuai mutu.
Presiden Prabowo Subianto pun mengungkap kemurkaan atas temuan itu. Dia meminta aparat penegak hukum menindak para produsen beras oplosan.
"Saya perintahkan Kapolri dan Jaksa Agung usut, tindak. Kalau mereka kembalikan Rp100 triliun, itu ok. Kalau enggak, kita sita penggiling-penggiling padi yang brengsek itu," kata Prabowo pada peluncuran Kopdes Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7).
(dhf/sfr)