BI Pastikan Likuiditas Perbankan Dalam Negeri Aman

CNN Indonesia
Jumat, 25 Jul 2025 06:45 WIB
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Erwin Gunawan Hutapea memastikan kondisi likuiditas di pasar keuangan dalam negeri aman dan memadai.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Erwin Gunawan Hutapea memastikan kondisi likuiditas di pasar keuangan dalam negeri aman dan memadai. (REUTERS/WILLY KURNIAWAN).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Erwin Gunawan Hutapea memastikan kondisi likuiditas di pasar keuangan dalam negeri aman dan memadai.

Hal itu terlihat dari indikator Indonesia Overnight Index Average (IndONIA) yang terus turun dan terakhir tercatat di level 4,83 persen. IndONIA adalah suku bunga acuan pasar uang antar bank untuk tenor satu hari (overnight) di Indonesia.

Mekanisme IndONIA mengikuti prinsip dasar permintaan dan penawaran. Ketika suku bunga turun, hal ini mencerminkan kondisi di mana banyak bank memiliki kelebihan likuiditas, sehingga tidak diperlukan tawaran bunga yang tinggi untuk memperoleh dana semalam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini menunjukkan bahwa liquidity yang ada di pasar itu berada pada jumlah yang sangat mencukupi," kata Erwin dalam media briefing di kantor BI, Kamis (24/7).

Selain itu, sambung Erwin, rata-rata dana yang tersedia di pasar keuangan pada pagi hari mencapai lebih dari Rp90 triliun. Hal itu semakin menunjukkan bahwa likuiditas berada pada jumlah yang memadai.

"Sehingga kalau ada pandangan yang mengatakan liquidity berada dalam kondisi ketat, di pasar (uang) setidaknya kami bisa katakan liquidity itu berada pada jumlah yang sangat memadai," katanya.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo juga mengatakan tidak ada masalah likuiditas perbankan. Hal itu tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi, yakni sebesar 27,05 persen pada Juni 2025.

Namun, bank cenderung menempatkan likuiditas pada surat-surat berharga daripada menyalurkannya sebagai kredit.

Selain itu, bank juga meningkatkan standar penyaluran kredit (lending standard).

Kondisi itu membuat pertumbuhan kredit yang melambat. Kredit perbankan pada Juni 2025 hanya tumbuh 7,7 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan Mei 2025 sebesar 8,43 (yoy).

"Jadi dari sisi preferensi, bank menaruh alat likuidnya pada surat-surat berharga dibandingkan mendorong kredit. Dan juga kelihatan lending standard yang meningkat," katanya.

[Gambas:Video CNN]

(fby/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER