Survei Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap ongkos transportasi di Indonesia sangat tinggi dan menjadi beban biaya hidup masyarakat.
Ongkos transportasi yang dikeluarkan masyarakat Indonesia mencapai 12,46 persen dari biaya hidup per bulan. Angka itu melampaui porsi ongkos transportasi ideal versi Bank Dunia, yaitu 10 persen.
Survei itu merupakan data tahun 2018. Data itu menjadi diungkap Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda Kementerian Perhubungan Risal Wasal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei BPS menyebut biaya transportasi masyarakat di kota-kota besar menembus Rp1 juta per bulan.
Di Bekasi, Jawa Barat, misalnya, masyarakat mengeluarkan Rp1,9 juta per bulan untuk transportasi. Angka ini setara 14 persen dari total biaya hidup di Bekasi.
Di Kota Depok, ongkos transportasi Rp1,8 juta per bulan. Jumlah itu setara 16,3 persen dari total biaya hidup.
Masyarakat Kota Surabaya, Jawa Timur mengeluarkan Rp1,62 juta atau 13,61 persen biaya hidup untuk transportasi per bulan. Sementara itu, warga Jakarta merogoh kocek Rp1,59 juta atau 11,8 persen per bulan.
Risal mengatakan fenomena ini disebabkan belum terintegrasinya transportasi umum di Indonesia.
Dia berkata biaya first mile dan last mile di Indonesia mahal. First mile merujuk biaya layanan transportasi dari rumah ke transportasi publik utama. Adapun last mile biaya layanan transportasi dari transportasi utama ke tempat tujuan.
"Orang ke kantor harus naik ojek atau naik apa, menuju ke public transport-nya. Dari public transport kalau dia bawa mobil harus parkir, parkirnya mahal. Padahal naik keretanya cuma Rp3.500," ujar Risal pada diskusi di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (31/7), dilansir detik.
Wasal mengatakan pemerintah sedang mengonsep ulang integrasi moda transportasi. Nantinya, masyarakat diharapkan bisa mengakses transportasi dengan mudah dan murah dari rumah hingga tempat tujuan.
"Kita akan mengevaluasi, mana yang menjadi feeder, mana yang pokoknya. Mana yang hub, mana yang spoke. Kita pastikan dulu itu hingga nanti clear. Mana yang sebagai penunjang, mana yang pokoknya," ucap Risal.
"Jadi first mile dan last mile-nya itu bisa kita reduksi, jadi cost orang itu untuk transportasi bisa kita kurangi," tuturnya.
(dhf/dhf)