Tembus Rp243 T, Ini Produk Ekspor Jagoan RI yang Laku di Negara Trump

CNN Indonesia
Jumat, 01 Agu 2025 15:55 WIB
BPS mencatat ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat (AS) tembus US$14,79 miliar atau Rp243,91 triliun pada semester I 2025. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat (AS) tembus US$14,79 miliar atau Rp243,91 triliun (asumsi kurs Rp16.492 per dolar AS) pada semester I 2025.

Data tersebut diungkap menjelang penerapan tarif resiprokal dari Presiden AS Donald Trump. Mulai 7 Agustus, produk Indonesia yang masuk Negeri Paman Sam bakal dipungut tarif 19 persen.

"Nilai ekspor nonmigas ke Amerika Serikat tercatat sebesar US$14,79 miliar," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Konferensi Pers BPS, Jumat (1/8).

Badan Pusat Statistik mencatat ada tiga komoditas yang paling banyak dikirim Indonesia ke Negeri Paman Sam.

Pertama, mesin dan perlengkapan elektrik dengan kode HS 85. Nilai ekspornya US$2,80 miliar atau setara Rp46,17 triliun sepanjang semester I 2025.

Posisi kedua ditempati alas kaki dengan kode HS 64. Nilai ekspor komoditas ini US$1,29 miliar atau setara Rp21,27 triliun.

Pakaian dan aksesorinya (rajutan) dengan kode HS 61 berada di tempat ketiga. BPS mencatat nilai ekspor HS 61 ke AS US$1,28 miliar alias Rp21,10 triliun.

Produk-produk Indonesia lainnya yang laku keras di pasar AS adalah pakaian dan aksesoris bukan rajutan (HS 62); lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15); karet dan barang dari karet (HS 40); perabot, lampu, dan alat penerangan (HS 94); ikan, crustacea, dan mollusca (HS 03); mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84); serta berbagai produk kimia (HS 38).

AS menjadi negara tujuan terbesar kedua dari produk-produk nonmigas Indonesia. Sekitar 11,52 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia dikirim ke negara tersebut.

Negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia adalah China. Niai ekspor nonmigas Indonesia ke China US$29,31 miliar.

Surplus neraca perdagangan barang Indonesia pada Januari hingga Juni 2025 menyentuh US$19,48 miliar. Khusus Juni 2025, surplus sekitar US$4,1 miliar.

Pudji mengatakan surplus pada Juni 2025 ditopang surplus komoditas nonmigas US$5,22 miliar. Tiga komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), serta besi dan baja (HS 72).

Di lain sisi, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit US$1,11 miliar. BPS mencatat komoditas penyumbang defisit itu adalah minyak mentah dan hasil minyak.

"Impor komoditas minyak mentah tertinggi pada Januari 2025-Juni 2025 adalah crude petroleum oil (HS 27090010) sebesar US$3,9 miliar dengan volume 7,3 juta ton. Kemudian, impor komoditas hasil minyak tertinggi pada Januari 2025-Juni 2025 adalah motor spirit yang RON-nya lebih dari 90 dan kurang dari 97, yaitu HS 27101224 sebesar US$5,4 miliar dengan volume 8,1 juta ton," ujarnya.

(skt/dhf)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK