Cadangan Devisa RI Berkurang Jadi US$152 M Gegara Bayar Utang

CNN Indonesia
Kamis, 07 Agu 2025 11:14 WIB
Cadangan devisa Indonesia berkurang dari US$152,6 miliar menjadi US$152 miliar per akhir Juli 2025 setelah pemerintah membayar utang luar negeri.
Cadangan devisa Indonesia berkurang dari US$152,6 miliar menjadi US$152 miliar per akhir Juli 2025 setelah pemerintah membayar utang luar negeri. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Cadangan devisa Indonesia berkurang menjadi US$152 miliar per akhir Juli 2025 setelah pemerintah membayar utang luar negeri.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Deny Prakoso mengatakan posisi cadangan devisa bulan lalu US$152,6 miliar. Meski turun, ia menyebut cadangan devisa Indonesia masih dalam kategori tinggi. 

"Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi," kata Ramdan melalui keterangan tertulis, Kamis (7/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ramdan menyampaikan cadangan devisa saat ini setara pembiayaan 6,3 bulan impor. Cadangan devisa RI juga setara pembiayaan 6,2 bulan impor disertai pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Cadangan devisa Indonesia melebihi standar kecukupan internasional, yaitu setara 3 bulan impor. Bank sentral menilai jumlah ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

BI memandang posisi cadangan devisa saat ini memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga.

Cadangan mata uang asing saat ini juga mendukung ketahanan neraca transaksi modal dan finansial yang diprediksi tetap surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik.

"Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ucap Ramdan.

[Gambas:Video CNN]

(dhf/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER