Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 43,20 poin atau naik 0,58 persen ke level 7.533 pada Jumat (8/8) silam.
Investor melakukan transaksi sebesar Rp18,52 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 30,68 miliar saham.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat dua hari. Sementara tiga hari sisanya melemah. Tak heran, performa indeks tercatat melemah 0,06 persen sepanjang pekan kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan selama periode tanggal 4 sampai dengan 8 Agustus 2025 kemarin, perdagangan saham ditutup bervariasi.
Tercatat, kapitalisasi pasar bursa mengalami penurunan sebesar 0,33 persen dari Rp13.599 triliun menjadi Rp13.555 triliun pada penutupan pekan lalu. Kemudian, rata-rata volume transaksi harian turut menurun sebesar 7,79 persen dari 32,55 miliar menjadi 30,01 miliar lembar saham.
Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian tercatat mengalami peningkatan sebesar 6,41 persen dari Rp16,05 triliun menjadi Rp17,07 triliun.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian pun turut mengalami peningkatan tertinggi yakni sebesar 10,92 persen dari 978 ribu kali transaksi menjadi 1,04 juta kali transaksi pada penutupan pekan lalu.
"Adapun investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih Rp510,92 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp61,857 triliun," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (8/8).
Lantas seperti apa proyeksi pergerakan IHSG untuk sepekan ke depan?
VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi melihat indeks saham pekan lalu melemah tipis 0,06 persen ke level 7.533 meski mencatat capital inflow asing Rp560 miliar di seluruh perdagangan.
Ia melihat pergerakan pasar dipengaruhi rilis kinerja keuangan semester I-2025, rebalancing MSCI Global Standard & Small Cap, serta data ekonomi positif seperti pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal II-2025 sebesar 5,12 persen secara tahunan.
Untuk perdagangan Senin (11/8) besok, Oktavianus memperkirakan IHSG bergerak mixed cenderung melemah di rentang support 7.470 dan resistance 7.660.
"Pekan depan pasar tengah menantikan rilis data inflasi AS yang diperkirakan meningkat 3 persen pada Juli 2025 dan akan membuat The Fed belum sepenuhnya dovish, sehingga cenderung berdampak negatif untuk pasar saham," ujar Oktavianus kepada CNNIndonesia.com, Minggu (10/8).
Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi. Pertama, saham XLSmart atau EXCL yang ditutup menguat 4,35 persen ke posisi 2.640 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi EXCL dapat menyentuh level 2.780 pada pekan ini.
Kedua, saham Telkom Indonesia atau TLKM yang ditutup di posisi 2.940 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi TLKM dapat menyentuh level 3.100 pada pekan ini.
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan IHSG dalam sepekan ini bergerak konsolidasi di kisaran support 7.448 dan resistance 7.680.
Menurutnya, sentimen pasar akan dipengaruhi rilis data inflasi dan manufaktur Amerika Serikat yang menurut konsensus diprediksi meningkat, rilis data industri China, serta pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan harga komoditas emas.
"IHSG pekan ini cenderung konsolidasi dengan kisaran support 7.448 dan resistance 7.680," jelas Herditya.
Ia pun menyarankan investor dapat mencermati beberapa saham dari emiten ia rekomendasikan. Herditya merekomendasikan saham Jaya Konstruksi atau JKON yang ditutup di level 74 pada pekan lalu. Ia memproyeksi JKON dapat menyentuh level 82 pekan ini.
Kemudian, Herditya merekomendasikan saham Pakuwon Jati atau PWON yang ditutup menguat di posisi 370 pekan lalu. Ia memproyeksi PWON dapat menyentuh level 398 pada pekan ini.
Herditya juga merekomendasikan saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk atau AADI yang ditutup menguat 2,81 persen ke level 7.325 pada pekan lalu. Ia memproyeksi AADI bisa menyentuh level 7.700 pada pekan ini.
(pta)