Pabrik Penggilingan Padi Kecil Banjir Order Imbas Kasus Beras Oplosan
Pabrik-pabrik penggilingan padi di Sleman, D.I. Yogyakarta kebanjiran pesanan beras premium setelah ramai kasus beras oplosan.
Manajer Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sidomulyo, Sleman, DI Yogyakarta R Bangun mengatakan pesanan meningkat setelah produsen menarik beras premium yang kualitasnya tidak sesuai aturan.
"Sebagian beras premium ditarik di supermarket, kemudian untuk mengisi jatah itu ada peningkatan permintaan ke Gapoktan Sidumulyo," kata Bangun dalam wawancara dengan CNN Indonesia, Rabu (13/8).
Ia mengatakan biasanya satu gerai memesan 3 ton beras per 3-5 hari. Saat ini, permintaan meningkat hingga 5-7 ton per gerai dalam kurun waktu yang sama.
Lihat Juga : |
Bangun menyebut permintaan penggilingan beras per hari menembus 20 ton. Ia mengaku kelompoknya agak kewalahan melayani permintaan itu.
"Kapasitas produksi kita hanya 10 sampai 15 ton per hari. Kalau permintaannya lebih dari itu, kami belum mampu karena kapasitas mesin kami baru segitu," ucapnya.
Bangun mengatakan permintaan penggilingan beras, terutama yang berkualitas baik sekelas premium, memang sempat turun setelah kasus beras oplosan. Ia menduga konsumen beralih ke beras medium atau kualitas lain.
Meski begitu, tak butuh waktu lama hingga permintaan kembali meningkat. Menurutnya, konsumen beras premium tidak terbiasa mengonsumsi beras kualitas lain.
Ia berkata Gapoktan Sidomulyo berupaya keras memenuhi permintaan penggilingan yang meningkat. Pada saat bersamaan, mereka menjaga kualitas hasil gilingan sesuai aturan.
"Kita tetap menjaga baik bobot ya, timbangan, kemudian kualitas dan harga sesuai dengan HET. Ya, tentunya kita bisa bersaing," ujarnya.
(hen/dhf)